Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar Negara yang Pilih Negosiasi dengan AS soal Tarif Impor Trump

Sejumlah negara, termasuk Indonesia, memilih untuk melakukan negosiasi dengan AS usai Trump menetapkan tarif impor resiprokal
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah negara, termasuk Indonesia, memilih untuk menempuh jalur diplomasi dalam menghadapi kebijakan tarif timbal balik atau reciprocal tariff Amerika Serikat (AS), alih-alih melakukan retaliasi.

Pada 2 April 2025, Presiden AS mengumumkan kebijakan tarif timbal balik yang lebih tinggi bagi puluhan negara. Setidaknya, semua negara akan dikenakan tarif impor 10% dan negara-negara yang dianggap memiliki hambatan tinggi terhadap barang-barang AS akan terkena tarif lebih besar.

Melansir Reuters, sejak kebijakan tarif AS diumumkan, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Amerika Serikat (AS) Kevin Hasset dalam wawancara dengan ABC News pada Minggu (6/4/2025) menyatakan, lebih dari 50 negara telah menghubungi Gedung Putih untuk memulai perundingan atas tarif impor Trump.

Salah satu negara yang memilih pendekatan diplomasi adalah Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, jalur diplomatik yang matang dan penuh kehati-hatian menjadi cara yang tepat dalam menghadapi kebijakan tarif yang diterapkan AS.

“Indonesia memilih jalur negosiasi karena Amerika Serikat merupakan mitra strategis dan revitalisasi perjanjian kerja sama. Kita akan meningkatkan produk dari Amerika,” kata Airlangga dalam Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Sejalan dengan hal ini, tiga menteri Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan terbang ke Amerika Serikat untuk menegosiasikan kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan Presiden AS Donald Trump. 

Tiga menteri tersebut yaitu Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono, dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.

Daftar Negara yang Pilih Negosiasi Tarif Trump:

1. Jepang

Trump mengenakan tarif timbal balik sebesar 24% secara menyeluruh kepada Jepang, selain bea masuk otomotif sebesar 25% yang mulai berlaku pekan lalu.

Merespons hal tersebut, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengadakan pertemuan kabinet penuh pada Selasa pagi untuk membahas kebijakan tersebut. 

Kemudian, pemerintahannya memilih Menteri Revitalisasi Ekonomi Ryosei Akazawa untuk memimpin delegasi Jepang dalam negosiasi tersebut. 

“Industri otomotif adalah pilar utama ekonomi kita. Tarif ini juga dapat memberikan dampak yang besar pada berbagai industri,” kata Ishiba menjelang pertemuan tersebut.

2. Korea Selatan

Pemerintah Korea Selatan tengah meninjau beberapa paket kebijakan untuk diajukan kepada AS guna mengurangi surplus perdagangan dalam upaya untuk menegosiasikan tarif yang lebih rendah. Negeri Ginseng itu dikenakan bea masuk sebesar 25%, salah satu bea masuk tertinggi yang dikenakan pada sekutu AS.

Menteri Perdagangan Cheong Inkyo mengatakan, Korea Selatan akan berupaya menggenjot impor dari AS, dengan menyebut gas alam cair sebagai pengiriman potensial. 

Presiden AS Donald Trump telah mengatakan bahwa perjanjian apa pun harus menghilangkan defisit perdagangan bilateral Amerika dengan negara tertentu.

“Kita perlu menyesuaikan neraca perdagangan AS, yang merupakan surplus dari sudut pandang kita, untuk mengurangi tarif AS. Sulit untuk mengurangi ekspor, jadi kita perlu meningkatkan impor,” kata Cheong kepada wartawan di bandara Incheon.

3. Thailand

Kementerian Keuangan dan Perdagangan Thailand akan menyusun strategi untuk melindungi industri dan eksportir Thailand, usai dikenakan tarif oleh AS sebesar 36%.

Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengatakan, pemerintah Thailand telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi guna membantu eksportir yang bergantung pada pasar AS. 

“Thailand telah menyatakan kesiapannya untuk berdialog dengan pemerintah AS sesegera mungkin guna menyeimbangkan perdagangan secara adil bagi kedua negara,” katanya. 

Dia juga mendorong pelaku usaha Thailand mencari pasar alternatif guna mengurangi risiko ketergantungan pada satu negara.

4. Vietnam

Negara di Asia Tenggara lainnya, Vietnam, juga mengambil langkah antisipatif dalam menghadapi tarif AS sebesar 46%. Kebijakan itu dinilai mengancam target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada 2025.

Pemerintah Vietnam berharap AS tetap menjaga hubungan baik dan bersedia mempertimbangkan ulang kebijakan kontroversial itu.

5. Taiwan

Sama seperti Indonesia, Taiwan juga harus menghadapi tarif sebesar 32% untuk produknya. Kendati begitu, semikonduktor yang merupakan ekspor andalan Taiwan tidak masuk dalam daftar kenaikan tarif tersebut.

Menyusul pengumuman tersebut, Presiden Taiwan Lai Ching-te menyatakan siap membuka pembicaraan dagang dengan AS dengan tawaran nol tarif.

Lai memilih jalur damai dengan menghapus hambatan dagang demi memperkuat hubungan ekonomi dan meningkatkan investasi Taiwan di negeri Paman Sam.

6. Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terbang ke AS untuk bertemu dengan Trump. Kedua Kepala Negara itu akan membahas soal kebijakan impor yang diterapkan oleh AS hingga operasi militer di Gaza.

Sebagai informasi, AS menetapkan tarif impor resiprokal sebesar 17% untuk Israel. Melalui situs resmi Pemerintah Israel, Netanyahu menyatakan bakal bertolak ke Washington, AS, setelah menyelesaikan kunjungannya ke Hungaria. Dia menyebut kedatangannya ke AS merupakan undangan dari Trump.  

“Saya akan berangkat ke AS atas undangan Presiden Trump untuk berbicara dengannya mengenai isu-isu mengenai sandera, mencapai kemenangan di Gaza dan rezim tarif yang dikenakan pada Israel,” paparnya melalui keterangan resmi, dikutip Senin (7/4/2025). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper