Bisnis.com, JAKARTA - Israel menerima pengiriman 2.000 pon atau sekitar 1 ton bom MK-84 dari Amerika Serikat (AS).
Kiriman tersebut disetujui oleh Presiden AS Donald Trump, yang mencabut pemblokiran ekspor amunisi yang diterapkan oleh Joe Biden, kata kementerian pertahanan pada Minggu (16/2/2025) dikutip dari Reuters.
Sejalan dengan itu, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa pengiriman bom di tengah gencatan senjata karena dia percaya pada "perdamaian melalui kekuatan".
"Mereka sudah lama memiliki kontrak senjata itu dengan pemerintahan Biden, dan kemudian Biden tidak mau mengirimkannya. Namun saya melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Saya katakan, perdamaian melalui kekuatan," kata Trump kepada wartawan setelah kembali ke West Palm Beach, Florida, setelah perjalanan singkat ke Daytona Beach.
Ia pun menjelaskan bahwa senjata tersebut telah dibeli oleh Israel dan AS tidak memakainya. MK-84 adalah bom berat tak terarah yang dapat menembus beton dan logam tebal hingga menciptakan radius ledakan yang luas.
Adapun diketahui, Pemerintahan Biden menolak memberikan izin ekspor ke Israel karena khawatir akan dampaknya terhadap wilayah padat penduduk di Jalur Gaza.
Baca Juga
Pemerintahan Biden mengirim ribuan bom seberat 2.000 pon ke Israel setelah serangan 7 Oktober 2023 oleh militan Hamas Palestina dari Gaza tetapi kemudian menahan salah satu pengiriman yang akhirnya dicabut oleh Trump.
"Pengiriman amunisi yang tiba di Israel malam ini, yang dirilis oleh pemerintahan Trump, merupakan aset penting bagi Angkatan Udara dan IDF dan berfungsi sebagai bukti lebih lanjut dari aliansi yang kuat antara Israel dan Amerika Serikat," kata Menteri Pertahanan Israel Katz pada Sabtu (15/2) malam.
Pengiriman tersebut tiba setelah berhari-hari muncul kekhawatiran tentang gencatan senjata. Di mana kedua belah pihak saling menuduh melanggar ketentuan kesepakatan untuk menghentikan pertempuran guna memungkinkan pertukaran sandera yang ditahan di Gaza dengan tahanan Palestina dan tahanan di penjara Israel.