Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya memenuhi janjinya untuk menarik diri dari kesepakatan iklim Paris atau Paris Agreement.
Sebagaimana tercantum dalam laman resmi Gedung Putih, instruksi Trump terangkum dalam perintah eksekutif dari Presiden yang lebih “Mengutamakan Amerika dalam Perjanjian Lingkungan Internasional”.
Trump telah menginstruksikan Duta Besar AS di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) supaya segera menyampaikan pemberitahuan tertulis tentang penarikan diri AS dari Perjanjian Paris, berdasarkan Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).
“Pemberitahuan tersebut harus disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagai Penanggung Jawab Perjanjian,” tulis perintah tersebut.
Mengutip Reuters, aksi ini kemudian menempatkan AS bersama dengan Iran, Libya dan Yaman, sebagai negara di dunia di luar Pakta 2015 tersebut. AS kini tidak terikat lagi dengan kewajiban untuk untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius,.
Adapun Trump menandatangani perintah eksekutif penarikan diri dari pakta tersebut di depan para pendukung yang berkumpul di Capital One Arena di Washington. Menurutnya, perjanjian iklim Paris tersebut tidak adil dan sepihak.
Baca Juga
"Amerika Serikat tidak akan menyabotase industri kami sendiri sementara China mencemari lingkungan tanpa hukuman," jelas Trump.
Cabut Mandat EV dan Migas
Langkah Trump itu juga sejalan dengan kebijakannya untuk menghentikan kewajiban adaptasi kendaraan listrik demi menyelamatkan industri AS.
"Dengan tindakan saya hari ini, kita akan mengakhiri kesepakatan baru yang ramah lingkungan dan kita akan mencabut mandat kendaraan listrik, menyelamatkan industri kita sendiri dan menepati janji suci saya kepada para pekerja industri otomotif Amerika yang hebat," ujar Trump.
Trump menilai bahwa mandat kendaraan listrik tidak mendukung industri otomotif AS yang memproduksi kendaraan-kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM). Oleh karena itu, pencabutan mandat tersebut akan berpengaruh positif bagi industri, tenaga kerja, dan perekonomian AS.
Selain pencabutan mandat kendaraan listrik, Trump juga akan mendorong produksi serta penggunaan minyak dan gas. Dia berkaca pada kondisi inflasi tinggi belakangan karena dua sebab utama, yakni pengeluaran yang berlebihan dan kenaikan harga energi.
"itulah mengapa saya juga menetapkan Darurat Energi Nasional, we will drill, baby, drill, [mengebor]," ujar Trump.
Menurutnya, Amerika akan menjadi negara manufaktur terkuat karena memiliki hal yang tidak ada di negara manufaktur lainnya, yakni minyak dan gas terbanyak di dunia. Trump pun menekankan bahwa AS akan menggunakan potensinya itu.
"Kita akan menurunkan harganya, mengisi kembali cadangan strategis kita, dan mengekspor energi AS ke seluruh dunia. Kita akan menjadi negara yang kaya raya lagi, emas cair itu ada di bawah kaki kita, yang akan membantu kita mencapainya," ungkap Trump.