Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kala 40 Reog Guncang Lapangan Banteng, Rayakan Penetapan Warisan Budaya Unesco

Rayakan penetapan warisan budaya tak benda Unesco, 40 reog ditampilkan di lapangan Banteng Jakarta hari ini
Aksi 40 Reog Guncang Lapangan Banteng, Rayakan Penetapan Warisan Budaya Unesco/Bisnis, Himawan L Nugraha
Aksi 40 Reog Guncang Lapangan Banteng, Rayakan Penetapan Warisan Budaya Unesco/Bisnis, Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 40 Reog Ponorogo berkumpul di depan Lapangan Banteng, halaman Kantor Kemenko Perekonomian, merayakan penetapan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Unesco beberapa waktu lalu.

Berdasarkan pantauan Bisnis, Sabtu (11/1/2025), pukul 10.00 WIB, sebanyak 40 kepala Reog dan pembarong terlihat sudah berkumpul di halaman Kemenko Perekonomian. Tampak para penari Jatilan, Bujang Ganong, para warok dan Klono Sewandono dalam barisan tersebut.

Sesaat kemudian, perangkat gamelan bertalu menandai pementasan tari Reog dimulai. Para pembarong mulai mengangkat dadak merak berkepala harimau. Berat Reog bervariasi, umumnya lebih dari 50 kg.

Bahkan, ada dadak merak berkepala harimau ‘raksasa’ dengan berat lebih dari 1 kuintal. Namanya Bantar Angin, dibuat oleh perkumpulan warga Ponorogo yang ada di Jakarta. Sebanyak 40 Reog itu berasal dari warga Ponorogo yang berada di Jabodetabek.

“Antusias komunitas seni Reog di Jabodetabek sangat besar. Kalau tidak disetop bisa sampai 60 Reog yang datang pada acara ini,” kata Ketua Paguyuban Warga Ponorogo Susiwijono Moegiarso yang juga Sesmenko Perekonomian dalam sambutan saat membuka acara tasyakuran atas Penetapan Reog Ponorogo sebagai WBTB dari Unesco, hari ini.

Dalam acara tersebut dihadiri para tokoh yang berasal dari Ponorogo, seperti Anggota I BPK RI Nyoman Adhi Suryadnyana, Sesmen Kementerian Pariwisata, Bayu Aji, Sekjen Kemenaker Anwar Sanusi, Dirjen PDP, Kementerian Desa PDTT Soegito hingga Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.

Susiwijono menyampaikan penetapan Reog Ponorogo menjadi warisan budaya tak benda dari Unesco melalui perjalanan panjang selama bertahun-tahun. Bahkan, menurut dia, penetapan ini molor dua tahun.

“Dua tahun lalu sempat kegeser, jadinya Desember 2024. Agak terlambat dua tahun. Tapi kita tetap bersyukur telah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda dari Unesco. Lalu kita gelar acara ini,” terangnya.

Sugiri menambahkan penetapan dari Unesco ini merupakan pencapaian bagi warga Ponorogo dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Namun, sambungnya, penetapan ini merupakan permulaan untuk merawat dan mengembangkan budaya agar bermanfaat bagi masyarakat.

Berikut ini ragam potret tari Reog di halaman Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat:

Kala 40 Reog Guncang Lapangan Banteng, Rayakan Penetapan Warisan Budaya Unesco

Kala 40 Reog Guncang Lapangan Banteng, Rayakan Penetapan Warisan Budaya Unesco

Kala 40 Reog Guncang Lapangan Banteng, Rayakan Penetapan Warisan Budaya Unesco

Kala 40 Reog Guncang Lapangan Banteng, Rayakan Penetapan Warisan Budaya Unesco

Kala 40 Reog Guncang Lapangan Banteng, Rayakan Penetapan Warisan Budaya Unesco

Kala 40 Reog Guncang Lapangan Banteng, Rayakan Penetapan Warisan Budaya Unesco

Kala 40 Reog Guncang Lapangan Banteng, Rayakan Penetapan Warisan Budaya Unesco

Kala 40 Reog Guncang Lapangan Banteng, Rayakan Penetapan Warisan Budaya Unesco

Kala 40 Reog Guncang Lapangan Banteng, Rayakan Penetapan Warisan Budaya Unesco

Foto-foto: Bisnis/Himawan Listya Nugraha


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper