Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menerka Hubungan Rusia-AS setelah Donald Trump Dilantik, Putin Malah Bahagia?

Hubungan Rusia dan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump disebut akan membaik. Lalu, bagaimana dengan Vladimir Putin?
Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi bahwa negaranya telah mengirim senjata nuklir taktis ke Belarusia. Hal itu sebagai pengingat bagi Barat bahwa Rusia tidak akan kalah strategi dalam perang melawan Ukraina.rnPutin menyampaikan itu pada forum ekonomi utama Rusia di St Petersburg, Jumat (16/6/2023)./Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi bahwa negaranya telah mengirim senjata nuklir taktis ke Belarusia. Hal itu sebagai pengingat bagi Barat bahwa Rusia tidak akan kalah strategi dalam perang melawan Ukraina.rnPutin menyampaikan itu pada forum ekonomi utama Rusia di St Petersburg, Jumat (16/6/2023)./Reuters

Bisnis.com, JAKATA - Hubungan Rusia dan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump disebut akan sedikit membaik.

Sebuah ulasan pendapat yang duterbitkan Gulf Times menyebut jika setelah Donald Trump resmi jadi presiden AS ke-47,  justru akan memberi Presiden Rusia Vladimir Putin harapan.

Trump telah lama menyatakan kekagumannya pada Putin, dan dia telah memberikan setiap indikasi untu segara menghentikan kebijakan Presiden Joe Biden terkait perang.

Salah satunya yakni menghentikan AS memberikan dukungan material yang substansial kepada Ukraina (senjata, intelijen, dan pembiayaan) dalam pembelaannya terhadap agresi Rusia.

Selain itu, wakil presiden, JD Vance, juga memiliki pandangan yang sama, dengan menyatakan jika rakyat Amerika tidak akan menoleransi perang tanpa akhir lainnya, dan dia juga tidak.

Lau, karena Partai Republik yang menguasai kedua majelis Kongres dan mengejar pemotongan drastis untuk setiap pengeluaran yang terkait dengan prioritas Demokrat, dukungan AS untuk Ukraina akan segera ditarik.

Di sisi lain Putin

Ulasan tersebut menyebut jika Vladimir Putin  sendiri sedang lemah. Putin telah kehilangan sekutu utamanya dengan jatuhnya Bashar al-Assad.

Setelah rezim Assad runtuh, Rusia menarik pasukannya dari pangkalan udara dan lautnya di pantai Mediterania Suriah, yang berarti bahwa Rusia kehilangan jalur penting untuk memasok pasukan yang telah dikerahkannya di berbagai negara Afrika.

Bagi seorang pemimpin yang memiliki ambisi kekuatan global, ini menandai kemunduran yang parah.

Kerugian strategis Putin di Mediterania timur mungkin hanya sebagian diringankan oleh "kesepakatan" dengan Trump.

Misalnya, pemerintahan AS yang akan datang dapat mengejar tawar-menawar besar di mana Rusia mendukung upaya AS-Israel untuk menutup program nuklir Iran dengan imbalan kemenangan parsial yang menyelamatkan muka di Ukraina.

Atau, kedatangan Trump di Gedung Putih dapat menjadi lampu hijau bagi Israel untuk melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

Skenario ini akan menjadi bencana bagi impian Putin untuk mendapatkan pengaruh global, karena hal itu pada dasarnya akan mengubah peran Rusia di Timur Tengah dan di panggung dunia.

Kemudian, Rusia disebut akan tetap memiliki mitra yang kuat di Cina, tetapi perkiraan Cina sendiri tentang pentingnya tetangga utaranya akan diturunkan secara signifikan.

Namun kemungkinan lain adalah Trump akan mengalah pada Putin dengan memaksa Ukraina untuk melakukan negosiasi gencatan senjata dan konsesi teritorial tanpa jaminan keamanan Barat yang efektif.

Salah satu yang peru digarisbawahi, ini baru prediksi. Donald Trump sendiri baru akan dilantik jadi Presiden AS yang baru pada Januari 2025 mendatang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper