Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia telah menyerang Ukraina dengan rudal balistik jarak menengah hipersonik baru sebagai tanggapan atas penggunaan rudal AS dan Inggris oleh Kyiv terhadap Rusia.
Putin, dalam pidato yang disiarkan di televisi yang dikutip dari Reuters pada Jumat (22/11/2024), mengatakan Moskow menyerang fasilitas militer Ukraina dengan rudal balistik hipersonik jarak menengah baru yang dikenal sebagai "Oreshnik" atau berarti pohon hazel.
Putin juga memperingatkan bahwa serangan berikutnya akan menyusul. Dia mengatakan warga sipil akan diperingatkan sebelum serangan lebih lanjut dengan senjata semacam itu.
Serangan Rudal tersebut dilakukan pada sebuah perusahaan pertahanan di kota Dnipro, Ukraina. Kota tersebut merupakan rumah bagi perusahaan rudal dan roket antariksa Pivdenmash, yang dikenal sebagai Yuzhmash oleh orang Rusia.
Kekuatan Oreshnik
Putin mengatakan "Oreshnik" adalah rudal balistik hipersonik. Dia mengatakan rudal itu melaju dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara sehingga tidak dapat dicegat. Sumber-sumber Rusia mengatakan jangkauannya adalah 5.000 km (3.100 mil), yang memungkinkan Rusia menyerang sebagian besar Eropa dan pantai barat Amerika Serikat.
Rudal tersebut tampaknya memiliki beberapa wahana masuk-kembali yang dapat ditargetkan secara independen: hulu ledak terpisah yang mampu mengenai target yang berbeda.
Baca Juga
Anatoly Matviychuk, seorang pakar militer Rusia, mengatakan rudal ini dapat membawa enam hingga delapan hulu ledak konvensional atau nuklir, dan mungkin sudah beroperasi, menurut Yuri Podolyaka, seorang blogger militer terkemuka kelahiran Ukraina yang pro-Rusia.
Pentagon mengatakan rudal yang ditembakkan Rusia didasarkan pada rudal balistik antarbenua (ICBM) "RS-26 Rubezh". Dikatakannya, AS telah diberitahu tentang peluncuran tersebut melalui saluran pengurangan risiko nuklir.
Adapun, RS-26 adalah rudal balistik berbahan bakar padat yang dapat bergerak di jalan raya dan mulai dikembangkan pada tahun 2008.
Amerika Serikat secara resmi menarik diri dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) 1987 yang bersejarah dengan Rusia pada tahun 2019 setelah mengatakan bahwa Moskow melanggar perjanjian tersebut, tuduhan yang dibantah Kremlin.
AS mengatakan pada saat itu bahwa Rusia sedang mengembangkan rudal jelajah berbasis darat, yang dikenal sebagai 9M729 di Rusia, varian yang berbeda dari RS-26.
Sementara itu, Angkatan udara Ukraina mengatakan Rusia telah menembakkan ICBM ke Dnipro, meskipun AS mengatakan itu tidak benar. ICBM didefinisikan memiliki jangkauan lebih dari 5.500 km (3.400 mil).
Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan bahwa serangan Rusia dengan jenis rudal balistik baru adalah "eskalasi yang jelas dan parah" dan menyerukan kecaman dari seluruh dunia.