Bisnis.com, BANDUNG— Peran perempuan semakin kuat untuk meningkatkan sektor pertanian guna menopang ketahanan pangan melalui skema hidroponik.
Tanaman hidroponik cukup mudah untuk dikembangkan, sebab sistem pertanian hidroponik bisa dilakukan di tengah kesibukan sehari-hari. Petani hidroponik berasal dari kelompok ibu-ibu yang diberikan sosialisasi, pelatihan, penggunaan teknologi hingga mendapatkan produk pertanian yang sesuai dengan keinginan pasar.
Ketua UPT Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) Unpas mengatakan, program ini adalah salah satu bentuk kontribusi pihaknya untuk meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan, dan mengatasi permasalahan yang ada di lingkungan sosial.
“Pengabdian ini bisa dilakukan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Selain itu, program ini juga menjadi tugas para dosen yang merupakan akademisi yang melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi salah satunya yaitu melakukan pengabdian pada masyarakat.
Melalui pengabdian pada masyarakat, para pengabdi tidak hanya memberikan solusi atas masalah yang ada, tetapi juga membangun hubungan yang lebih erat antara anggota masyarakat dengan berbagai pihak yang terlibat, baik itu pemerintah, organisasi non-pemerintah, maupun institusi pendidikan.
Baca Juga
“Selain itu, pengabdian masyarakat juga merupakan wujud implementasi dari tri dharma perguruan tinggi, yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.
Melalui pengabdian pada masyarakat dengan mendapat hibah dari Kemendikbudristek pada 2024 dengan skema pemberdayaan masyarakat, tim yang terdiri dari Gurnita, dan Afief Maulana dan dirinya. Selain itu, juga dilibatkan dua orang mahasiswa yaitu Mohammad Iqbal Sadili dan Femi Syadella.
Dalam program yang digelar sejak Juli-November 2024 ini, pihaknya mencoba mengimplementasikan pemberdayaan perempuan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertanam hidroponik untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga di Kampong Munjul, Desa Cintarakyat, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.
“Latar belakang pengabdian ini melihat permasalahan yang timbul yaitu perlu adanya peningkatan kesejahteraan keluarga di Kampung Munjul dengan memberdayakan perempuan sehingga membentuk SDM yang berkualitas,” jelasnya.
Solusi dari program ini menurutnya adalah menciptakan peluang usaha bagi para perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan di Kampung Munjul serta ikut mengembangkan pertanian modern yang mudah, aman dan tentu ramah lingkungan.
Dalam kegiatan ini kata dia, dilakukan sosialisasi dengan memberikan wawasan terkait sistem pertanian hidroponik.
“Kemudian dilakukan pelatihan yang mencakup pemilihan, penyemaian serta pemindahan semaian benih,” ungkapnya.
Selanjutnya para perempuan tersebut langsung mengimplementasikan sistem Hidroponik NFT sehingga praktik tersebut memberi gambaran soal hambatan dan cara efektif pembudidayaan tanaman hingga bisa menghasilkan produk berkualitas.
“Proses akhir dengan adanya produk yang dihasilkan dari seluruh proses bertanam,” jelasnya.
Setelah proses pelaksanaan dilakukan, alat dan bahan tersebut kemudian diserahkan kepada 10 orang ibu-ibu istri petani untuk meneruskan sistem pertanian yang telah dipraktikan dalam 4 bulan lamanya.