Bisnis.com, JAKARTA — Presiden terpilih AS, Donald Trump mengatakan tidak akan memanggil kembali mantan duta besarnya untuk PBB, Nikki Haley, serta mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk bergabung dengan pemerintahan barunya.
“Saya sangat menikmati dan menghargai bekerja dengan mereka sebelumnya, dan ingin mengucapkan terima kasih atas pengabdian mereka kepada negara kita,” katanya dalam postingan di Truth Social dikutip dari Bloomberg, Minggu (10/11/2024).
Haley, mantan gubernur South Carolina, mencalonkan diri melawan Trump dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik tahun ini. Dia berhasil memenangkan hati para miliarder di Wall Street, namun gagal mendapatkan dukungan dari basis Trump.
Anggota kubu lama Partai Republik melihat pencalonan Haley sebagai kesempatan terakhir untuk merebut kembali kendali mereka di partai.
Dari Ken Griffin hingga Koch Group hingga Senator Alaska Lisa Murkowski, para tokoh konservatif terkemuka di Wall Street dan di Washington yang tidak menyukai nada dendam Trump dan ketidakstabilan masa jabatan pertamanya bersedia bertaruh bahwa Haley bisa saja menghentikan langkahnya menuju nominasi ketiga berturut-turut.
Sementara itu, Pompeo, seorang loyalis Trump, juga menjabat sebagai direktur Central Intelligence Agency (CIA) di bawah kepemimpinannya. Nama-nama yang diusulkan untuk menjadi menteri luar negeri termasuk Ric Grenell, mantan duta besar Trump untuk Jerman, dan Steven Mnuchin, mantan Menteri Keuangan.
Baca Juga
Partai Republik berada di jalur untuk memenangkan kendali penuh atas pemerintahan, setelah memperoleh Gedung Putih dan Senat serta memimpin dalam persaingan untuk Dewan Perwakilan Rakyat. Itu berarti calon-calon Trump untuk 4.000 jabatan pemerintahan, termasuk lebih dari dua lusin pejabat kabinet, dapat melalui proses konfirmasi di Senat.
Trump baru-baru ini mengumumkan agen Partai Republik Florida, Susie Wiles, akan menjadi kepala stafnya. Wiles, yang disebut Trump sebagai “bayi es” dan dikatakan “suka berada di belakang layar,” adalah orang pertama yang mendapatkan jabatan berharga dalam pemerintahan baru ketika gerombolan loyalis partai berebut posisi kabinet di Washington.
Presiden Joe Biden akan menjamu Trump di Gedung Putih pada 13 November untuk pertemuan pertama pasca pemilu mereka, yang akan menggerakkan transisi kekuasaan AS yang akan selesai pada bulan Januari.
Mereka akan berkumpul di Ruang Oval pada pukul 11.00 atas undangan Biden, kata sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre pada hari Sabtu dalam sebuah pernyataan.