Bisnis.com, JAKARTA -- Kematian Hassan Nasrallah memicu kemarahan besar Hizbullah dan sekutunya. Iran, negara teluk yang telah lama menjadi musuh bebuyutan Barat, telah mengirim puluhan rudal hipersonik ke Israel. Sebagian besar rudal itu gagal dicegah oleh sistem pertahanan udara dan sukses menghujani wilayah negeri zionis tersebut.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tidak bisa menyembunyikan kegeramannya. Dia telah mengancam akan membalas serangan rudal Iran. Sehari setelah serangan Iran tersebut, Israel justru terus memborbardir wilayah Lebanon. Beberapa objek strategis di ibu Kota Lebanon, Beirut, dihantam oleh serangan udara tentara Zionis.
Tidak hanya itu, Israel juga mulai melakukan serangan darat ke Lebanon Selatan. Pertarungan sengit antara pasukan Israel melawan Hizbullah berkecamuk. Informasi di berbagai saluran media sosial yang terafiliasi dengan Hizbullah maupun Israel mengungkap ketegangan menyeruak di wilayah Lebanon Selatan. Sejumlah helikopter Israel hilir mudik mengangkut pasukan yang terluka atau tewas.
Namun demikian, belum jelas apakah tentara yang terluka atau tewas itu merupakan imbas dari pertempuran dengan pihak Hizbullah. Pemerintah Israel belum memberikan konfirmasi resmi mengenai insiden terhadap prajuritnya yang baru saja masuk ke wilayah Lebanon Selatan. Di sisi lain, pihak Israel juga mengklaim bahwa serangan rudal Iran tidak menimbulkan kerugian yang cukup serius.
“Iran meluncurkan sekitar 200 rudal ke Israel kemarin. Iran menyerang wilayah sipil dan membahayakan nyawa banyak warga. Berkat perilaku sipil yang tepat dan pertahanan berkualitas tinggi, kerusakannya relatif kecil. Kami akan merespons, kami tahu cara menemukan target penting, kami tahu cara menyerang dengan presisi dan kekuatan,” demikian keterangan resmi yang dikutip dari laman resmi Israel.
Adapun militer Israel telah mengunjungi Pangkalan Udara Tel Nof sebelum liburan dimulai. Pangkalan menurut klaim mereka beroperasi penuh, tidak berhenti beroperasi sesaat pun, dan terus melakukan serangan di mana pun diperlukan. “Kami memiliki kemampuan untuk mencapai dan menyerang titik mana pun di Timur Tengah. Dan musuh-musuh kami yang belum memahami hal ini, akan segera memahaminya."
Baca Juga
Peringatan Iran & Pembelaan Inggris
Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, menegaskan bahwa setelah serangan rudal Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) ke jantung wilayah pendudukan Israel sebagai bentuk aksi perlawanan.
Masoud menegaskan kepada Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu agar memahami bahwa Iran bukan merupakan negara agresif, tetapi tetap tegas dalam melawan setiap ancaman.
“Berdasarkan hak yang sah dan dengan tujuan menciptakan perdamaian dan keamanan bagi Iran dan kawasan, respons tegas telah diberikan terhadap agresi rezim Zionis. Tindakan ini untuk membela kepentingan dan warga negara Iran,” tulis Pezeshkian di akun X miliknya dikutip pada Rabu (2/10/2024).
Presiden Iran mengingatkan Netanyahu agar tidak terlibat konflik dengan Iran. Pasalnya, serangan yang dilancarkan ke jantung kota Tel Aviv baru sebagian kecil dari kekuatan militer Iran. “Ini hanyalah sebagian kecil kekuatan kita. Jangan terlibat konflik dengan Iran,” tambahnya lagi.
Adapun Inggris mengatakan mereka membela Israel atas serangan yang dilakukan Iran tadi malam. Akan tetapi di tengah serangan ini, Inggris dengan tegas memilih di mana mereka akan berdiri.
Menteri Pertahanan Inggris, John Healey mengutuk tindakan terbaru Iran. Ia juga mengatakan bahwa Inggris sepenuhnya mendukung "hak Israel untuk membela" dirinya sendiri.
Laporan Al-Jazeera menyebut jika pasukan Inggris memainkan peran mereka dalam upaya mencegah eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah. “Saya ingin berterima kasih kepada semua personel Inggris yang terlibat dalam operasi tersebut atas keberanian dan profesionalisme mereka," kata John Healey.