Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Kesal Riset dan Pengembangan Indonesia Lemah: Hambat Hilirisasi!

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan Indonesia masih memiliki kelemahan dalam sektor riset dan pengembangan.
Presiden Jokowi berbicara kepada awak media usai peresmian pembukaan 10th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Tahun 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Rabu, 18 September 2024.
Presiden Jokowi berbicara kepada awak media usai peresmian pembukaan 10th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Tahun 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Rabu, 18 September 2024.

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan Indonesia masih memiliki kelemahan dalam sektor riset dan pengembangan (R&D). khususnya di sektor pertanian.

Orang nomor satu di Indonesia itu mengatakan kekurangan informasi dari riset berdampak pada rendahnya produktivitas dan menghambat program hilirisasi pemerintah.

Penegasan ini disampaikan oleh Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional 2024 yang digelar di Hotel Alila, Surakarta, Kamis (19/9/2024).

"Permintaan makin naik, harga makin naik setiap tahun tapi tidak pernah kita urus R&D kita, riset kita lemah di sini," ujarnya dalam forum itu.

Padahal, Kepala Negara juga menggarisbawahi pentingnya pengembangan hilirisasi untuk sektor-sektor yang lebih padat karya, di sektor pertanian seperti rumput laut.

Apalagi, kata Jokowi Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia yang mencapai sekitar 81.000 kilometer (km), dengan potensi besar dalam pengembangan rumput laut.

"Karena dari sinilah nanti bisa turunannya baik ke pupuk organik, baik ke agar, baik untuk kosmetik, baik untuk tepung dan juga untuk minyak pesawat terbang sekarang ini bisa dari rumput laut," ucapnya.

Selain itu, Presiden Ke-7 RI itu turut menyoroti potensi komoditas lain seperti kopi dan kakao. Dia menyebut bahwa produksi kopi Indonesia masih kalah jauh dibandingkan Vietnam, meskipun Indonesia lebih dahulu memulai.

“Kita punya berapa hektare sih? 1,2 juta hektare, tetapi saya cek di lapangan produksi per hektar kita kurang lebih 2 ton per hektare. Padahal Vietnam 1 hektare saja bisa memproduksi 8—9 ton per hektare. Jauh sekali masa kita kalah dengan Vietnam. Padahal duluan kita,” imbuhnya.

Mantan Wali Kota Solo itu pun meminta kepada seluruh pihak untuk terus memberikan masukan, desain, dan strategi yang taktis untuk mendorong hilirisasi sektor-sektor potensial lainnya.

Dia berharap strategi tersebut bisa menjadi pegangan bagi pemerintah selanjutnya.

"Sebulan lagi saya sudah pensiun, sehingga betul-betul arah menuju ke Indonesia Emas itu betul-betul bisa raih dengan lebih cepat," pungkas Jokowi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper