Bisnis.com, JAKARTA - Pasangan Pramono Anung-Rano Karno bersaing ketat dengan Ridwan Kamil-Suswono untuk meningkatkan popularitas mereka kepada publik Jakarta. Ada banyak strategi yang ditempuh oleh kedua paslon tersebut, salah satunya terkait penyebutan nama.
Ridwan Kamil misalnya meminta publik memanggilnya Bang Emil. Dia rela menanggalkan identitas 'Kang Emil' yang sudah lama dia sandang, terutama ketika menjadi Gubernur Jawa Barat, demi Pilkada Jakarta.
Ridwan Kamil menuturkan bahwa panggilan "Bang Emil" dilakukan untuk menyesuaikan karakter masyarakat Jakarta menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI tahun ini.
"Sesuai tempat, kalau istri panggil Aa, di kampung dipanggil Kang, tapi di sini lebih cocok dipanggil Bang," kata Ridwan Kamil dilansir dari Antara, Selasa (17/9/2024).
Ia mengaku, daripada sebutan "Kang Emil", dia mengungkapkan keinginannya untuk dipanggil "Bang Emil".
"Sapaan "Bang Emil" lebih sesuai dengan kultur dan adat di Jakarta," ujar Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 itu.
Sebanyak 12 partai politik secara resmi menandatangani piagam dukungan untuk mengusung Ridwan Kamil-Suswono sebagai bakal pasangan calon pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta 2024 pada Senin (18/8).
Partai tersebut adalah Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Garuda, Partai Gelora, Partai Perindo dan Partai Persatuan Pembangunan.
Mereka menyatakan partai politik yang tergabung dalam Koalisi Jakarta Baru untuk Jakarta Maju.
Pramono Tetap Mas Pram
Sementara itu, Pramono Anung, tetap ingin disebut sebagai Mas Pram. Pramono menyampaikan hal itu saat menghadiri sebuah acara di Jakarta. Pramono menegaskan bahwa politik identitas dalam pengertian negatif tidak boleh ada.
Baca Juga
Sekretaris Kabinet dua periode itu kemudian menuturkan kepada para pendukungnya tetap memanggilnya sebagai Mas Pram. "Saya pribadi awalnya mau diubah menjadi Bang Pram. Mau dipanggil bang juga enggak pas, wajahnya bukan bang-bangan. Yang bang biar Bang Doel [Rano Karno] aja, saya mas aja," ujar Pramono.
Adapun Pramono Anung dan Rano Karno (Bang Doel) menyepakati untuk tidak menggunakan politik identitas saat berkampanye.
"Jadi, kami betul-betul akan beradu program, gagasan, visi dan yang tidak kalah penting bagaimana menyelesaikan persoalan masyarakat Jakarta," kata Pramono, di Jakarta, Minggu.
Pramono tak menyebutkan alasan tak akan menggunakan politik identitas dan etnisitas.
Namun, politik identitas merupakan kegiatan politik yang berdasarkan identitas individu baik dari etnis, ras, suku, hingga agama.
Menurut dia, dampak dari politik identitas adalah dapat menyerang golongan tertentu yang menimbulkan diskriminasi hingga radikalisasi.
Pramono juga menyampaikan ingin berpolitik yang riang gembira demi mencapai tujuan untuk membahagiakan warga Jakarta.
"Politiknya harus politik riang gembira. Solid, persatuan, dan bagaimana berkomunikasi yang baik dengan masyarakat Jakarta, 'door to door', dari gang ke gang akan kami lakukan," kata dia.