Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih untuk menikmati sisa-sisa akhir masa jabatannya di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Mega proyek yang telah dibangun sejak masa jabatan periode keduanya itu menjadi tempat pemberhentian terakhirnya sebelum tongkat estafet kekuasaan dialihkan ke presiden terpilih Prabowo Subianto.
Sejak 18 Januari 2022, saat RUU tentang IKN menjadi UU oleh DPR dan pemerintah, impian untuk segera mewujudkan ibu kota baru menjadi nyata. Ratusan triliun anggaran telah digelontorkan untuk membangun infrastruktur di Nusantara.
Mimpi Jokowi memindahkan untuk berkantor di Nusantara akhirnya benar-benar terwujud pada Agustus 2024, kurang dari 3 bulan dari sisa masa jabatannya sebagai presiden.
Jokowi tercatat hanya baru beberapa kali saja berkantor di Istana Garuda sejak bangunan itu selesai dibangun.
Terhitung kurang lebih 40 hari terakhir hingga pelantikan presiden selanjutnya pada 20 Oktober 2024, Jokowi memilih untuk berkantor di IKN.
Baca Juga
Jokowi mengungkapkan, kegiatan saat berkantor di IKN Nusantara selama sisa masa pemerintahannya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan di Istana Negara, Jakarta.
Dia mengatakan bahwa akan menerima investor yang masuk ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menjadi kegiatan yang akan dilaksanakannya selama berada di Nusantara.
“Ya, rapat dengan menteri, menerima tamu-tamu seperti biasanya dan juga menemui beberapa investor yang masuk,” ujarnya usai meninjau harga pangan di Pasar Tradisional Delimas Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatra Utara, Selasa (10/9/2024).
Kendati demikian, Jokowi mengatakan tidak akan sepenuhnya beraktivitas di IKN Nusantara. Menurutnya, masih ada sejumlah kunjungan kerja yang dilaksanakannya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tak akan berkantor secara penuh di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara selama 40 hari hingga akhir masa pemerintahannya.
Hal ini dia sampaikan usai meninjau harga pangan di Pasar Tradisional Delimas Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatra Utara, Selasa (10/9/2024).
“Engga saya muter, saya muter ke semua daerah. [Saya tidak selalu di IKN] saya muter ke daerah tetapi mungkin berangkatnya dari IKN begitu,” ujarnya kepada wartawan.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Indonesia itu pun mengamini bahwa harapannya setiap kunjungan kerja (kunker) ke daerah dilakukannya dengan menjadikan IKN sebagai titik awal.
Dia mengatakan apabila Bandara IKN Nusantara telah rampung, maka dirinya akan wara-wiri untuk meninjau berbagai program kerjanya dengan berangkat dari Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur itu.
“Ya, nanti kita lihat kondisinya kalau bisa terbang, ya dari bandara IKN baru kalau ndak ya dari Balikpapan,” pungkas Jokowi
Istana IKN Siap Digunakan
Sementara itu, dilansir dari Antara, Deputi Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden (Setpres) Yusuf Permana mengemukakan bahwa Istana Negara dan Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) telah siap ditempati Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk beraktivitas layaknya seperti di Istana Jakarta.
Hal tersebut disampaikan Yusuf Permana di Jakarta, Senin, menanggapi rencana Presiden Jokowi bakal berkantor di IKN, Kalimantan Timur, mulai Selasa (10/9), sampai sehari jelang akhir masa jabatannya.
"Bapak Presiden dapat berkantor di Istana IKN, sebagaimana beliau berkantor seperti biasa di Istana Merdeka Jakarta," katanya dikonfirmasi di Jakarta.
Yusuf juga memastikan bahwa Istana Negara dan Istana Garuda di IKN sudah selesai dibangun dan siap digunakan oleh Presiden Jokowi untuk berbagai rutinitas kerja.
Ia menjelaskan bahwa selama periode tersebut, Presiden akan menjalankan berbagai aktivitas resmi, seperti audiensi, rapat terbatas, Sidang Kabinet Paripurna, serta pengarahan lainnya di Istana IKN.
"Kegiatan audiensi, rapat terbatas, Sidang Kabinet Paripurna, Pengarahan dan lain-lain adalah kegiatan yang sering beliau lakukan di Istana," katanya.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengungkap alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkantor di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara hingga akhir masa pemerintahannya pada 20 Oktober mendatang.
Hasan mengatakan bahwa rencana untuk berkantor selama 40 hari sejak 10 September—19 Oktober nanti lantaran orang nomor satu di Indonesia itu ingin merasakan suasana proyek andalannya sebelum melakukan estafet kepemimpinan.
“Istana Garuda tempat presiden bekerja sebagai kepala pemerintahan sudah bisa digunakan. Jadi wajar jika presiden ingin merasakan bekerja di Istana Garuda sebelum estafet pemerintahan diserahkan kepada presiden berikut ya. Bagaimanapun ini legacynya beliau,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (9/9/2024).
Meski begitu, dia mengatakan bahwa Kepala Negara tetap bisa melakukan kunjungan kerja (kunker) ke daerah lain dengan berangkat dari Ibu Kota di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
“Namun mendelegasikan beberapa agenda ke Wakil Presiden juga dimungkinkan,” ucapnya.
Di sisi lain, Hasan pun mengomentari kemungkinan reshuffle yang terus berkembang. Dia pun tak menutup kemungkinan apabila reshuffle dilakukan di IKN.
“Itu sepenuhnya hak prerogatif presiden. Jabatan kabinet yang kosong menjelang 20 Oktober nanti bisa diisi Plt maupun pejebat definitif,” pungkas Hasan.