Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal, mengutip Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres menyebut bahwa umat manusia tengah dalam kondisi darurat iklim.
Dino menyampaikan, ada kemungkinan bahwa dunia dapat kalah dari ‘perang’ tersebut jika seluruh dunia lengah, lemah, atau malas bertarung dengan ancaman perubahan iklim.
“Ini bukan menakut-nakuti. Warning signs-nya sudah banyak,” kata Dino dalam Indonesia Net Zero Summit di Djakarta Theater, Sabtu (24/8/2024).
Dia mengungkapkan, krisis iklim telah menyebabkan bencana alam di sejumlah negara. Di Pakistan misalnya, telah terjadi banjir yang luar biasa sehingga hampir membuat negaranya bangkrut. Bencana banjir, kata Dino, bahkan tidak pernah disangka-sangka oleh masyarakat Pakistan.
Jerman dan Belgia juga mengalami bencana serupa di mana banjir telah menyengsarakan jutaan rakyat mereka. Kemudian Kanada, mengalami extreme heatwave, dan menelan korban jiwa.
Di Asia Tenggara sendiri baru-baru ini mengalami heatwave, terutama di Thailand dan Kamboja. Rakyat Australia juga dihadapkan dengan kebakaran hutan yang memporakporandakan ekonomi negara.
Baca Juga
Yang lebih tidak terduga lagi, lanjutnya, adalah banjir di Arab Saudi. “Siapa yang pernah mikir bahwa di Arab Saudi, hujannya deras, apalagi banjir,” ujarnya.
Dia juga mengungkapkan, rakyat di negara-negara Pasifik Selatan saat ini tidak dapat tidur nyenyak. Pasalnya, masyarakat di kawasan ini tahu jika suhu bumi naik hingga dua derajat ceclius, mereka adalah negara yang pertama yang akan tenggelam jika air laut naik.
“Jadi ini adalah malapetaka iklim yang real dan suatu proyeksi ke depan yang sangat ilmiah,” pungkasnya.