Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Umat Manusia dalam Kondisi Darurat Iklim, Ini Buktinya!

Krisis iklim telah menyebabkan bencana alam di sejumlah negara, ini buktinya
Foto udara api membakar lahan gambut di Pedamaran, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Senin (18/9/2023). Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera menerjunkan 9 regu Manggala Agni dari Daops OKI, Lahat, Muba, Banyuasin dan Jambi untuk melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut di wilayah tersebut. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Foto udara api membakar lahan gambut di Pedamaran, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Senin (18/9/2023). Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera menerjunkan 9 regu Manggala Agni dari Daops OKI, Lahat, Muba, Banyuasin dan Jambi untuk melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut di wilayah tersebut. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal, mengutip Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres menyebut bahwa umat manusia tengah dalam kondisi darurat iklim. 

Dino menyampaikan, ada kemungkinan bahwa dunia dapat kalah dari ‘perang’ tersebut jika seluruh dunia lengah, lemah, atau malas bertarung dengan ancaman perubahan iklim. 

“Ini bukan menakut-nakuti. Warning signs-nya sudah banyak,” kata Dino dalam Indonesia Net Zero Summit di Djakarta Theater, Sabtu (24/8/2024). 

Dia mengungkapkan, krisis iklim telah menyebabkan bencana alam di sejumlah negara. Di Pakistan misalnya, telah terjadi banjir yang luar biasa sehingga hampir membuat negaranya bangkrut. Bencana banjir, kata Dino, bahkan tidak pernah disangka-sangka oleh masyarakat Pakistan.

Jerman dan Belgia juga mengalami bencana serupa di mana banjir telah menyengsarakan jutaan rakyat mereka. Kemudian Kanada, mengalami extreme heatwave, dan menelan korban jiwa.

Di Asia Tenggara sendiri baru-baru ini mengalami heatwave, terutama di Thailand dan Kamboja. Rakyat Australia juga dihadapkan dengan kebakaran hutan yang memporakporandakan ekonomi negara.

Yang lebih tidak terduga lagi, lanjutnya, adalah banjir di Arab Saudi. “Siapa yang pernah mikir bahwa di Arab Saudi, hujannya deras, apalagi banjir,” ujarnya.

Dia juga mengungkapkan, rakyat di negara-negara Pasifik Selatan saat ini tidak dapat tidur nyenyak. Pasalnya, masyarakat di kawasan ini tahu jika suhu bumi naik hingga dua derajat ceclius, mereka adalah negara yang pertama yang akan tenggelam jika air laut naik.

“Jadi ini adalah malapetaka iklim yang real dan suatu proyeksi ke depan yang sangat ilmiah,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper