Bisnis.com, JAKARTA -- Nama Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) Jawa Tengah, Bambang Wuryanto digadang-gadang bakal maju sebagai calon gubernur alias cagub Jawa Tengah.
Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu merupakan kader senior PDIP. Ia belakangan ini menyita perhatian publik dengan tagline-nya tentang 'Korea'. Istilah Korea adalah bahasa slang di kalangan masyarakat Jawa untuk menyebut orang-orang nekat dan beruntung.
Adapun Bambang Pacul tidak menjawab secara spesifik apakah ia akan maju atau tidak dalam kontestasi politik lima tahunan tersebut. Ayah dari anggota DPD terpilih, Casytha Arriwi Kathmandu menegaskan bahwa partainya masih mengumpulkan data untuk menghadapi kontestasi Pilkada Jateng 2024.
"Ya, seperti tadi, pengumpulan data dan sebagainya, bahwa kalau saya kan berkali-kali saya ngomong, 'Biarkan aku mengambil jalan kesatria ini'," kata Pacul dilansir dari Antara, Jumat (21/6/2024).
Dia pun tak menampik bahwa dirinya saat ini kerap terlibat dalam sejumlah acara diskusi dengan anak muda, namun pembahasan yang bergulir bukan hanya terkait urusan politik belaka.
Ketua Komisi III DPR RI itu mengaku kerap memberikan motivasi bagi anak muda, yang berangkat dari keresahannya melihat kondisi anak muda saat ini.
Baca Juga
Dalam catatan Bisnis, sejak reformasi bergulir, kursi orang nomor 1 di Jawa Tengah selalu dipegang oleh calon yang diusung PDI Perjuangan mulai dari Mardiyanto, Bibit Waluyo, hingga Ganjar Pranowo yang menjadi gubernur Jawa Tengah dua periode.
Namun demikian, khusus Pilkada 2024, adalah tantangan tersendiri bagi PDIP. Apalagi, mereka juga baru saja pecah kongsi dengan mantan kadernya yang sudah dua periode menjadi presiden, Joko Widodo (Jokowi). Keluarga Jokowi saat ini sedang berada di atas daun. Putra sulungnya yakni, Gibran Rakabuming Raka, adalah wakil presiden terpilih 2024-2029.
Putra bungsunya, Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia alias PSI. Sedangkan menantunya, Bobby Nasution baru saja memperoleh tiket maju ke pemilihan Gubernur Sumatra Utara.
Di sisi lain, PDIP juga sedang menghadapi kondisi yang tidak menguntungkan. Mereka berpotensi kehilangan momentum dalam Pilkada 2024. Di Jawa Timur mereka sama sekali belum memperoleh kepastian apakah akan mengusung kadernya sendiri seperti Tri Rismaharini, atau mengusung kader partai lain.
Sementara itu, di Sumatra Utara sempat tercetus mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Tetapi itupun juga belum pasti, karena PDIP Sumut sekarang justru sedang mendekati Edy Rahmayadi untuk melawan Bobby Nasution.
Di Jakarta, PDIP juga sedang membangun komunikasi politik muncul sosok Anies Baswedan yang dinilai akan menjadi kekuatan 'oposan' Jokowi. Dukungan kepada Anies bahkan keluar dari mulut pengurus PDIP Jakarta.
Jokowi Cawe-cawe?
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman memperingatkan pihak-pihak yang menuduh Presiden Joko Widodo (Jokowi) cawe-cawe alias menunjukkan keberpihakan dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.
Habiburokhman meyakini bahwa kubu yang mencoba menyudutkan Jokowi akan mendapatkan hukuman dari masyarakat. Padahal, lanjutnya, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas perkara perselisihan hasil Pilpres 2024 sudah menyatakan Jokowi tidak terbukti cawe-cawe.
"Kalau masih ada orang yang ingin mengulangi perilaku yang sama, memfitnah Pak Jokowi dan sebagainya, kita tunggu saja hukuman rakyat berikutnya," ujar Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2024).
Dia menilai, hukuman rakyat terlihat dari hasil Pilpres 2024. Menurutnya, kubu yang kerap menuduh Jokowi cawe-cawe malah kalah bahkan hanya meraih belasan persen suara.
Oleh sebab itu, Habiburokhman mengingatkan agar kejadian serupa tidak terulang dalam ajang Pilkada 2024. Wakil ketua Komisi III DPR ini percaya masyarakat masih mendukung Jokowi.
"Ingin mengulangi kesalahan yang sama? Ya silakan, monggo [silakan]," katanya.
Lebih lanjut, Habiburokhman berpendapat bahwa Jokowi masih punya pengaruh dalam ajang Pilkada 2024. Dia mengklaim Jokowi tidak ingin masa akhir pemerintahan tercoret.
Habiburokhman juga mengingatkan bahwa visi misi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah selaras. Oleh sebab itu, Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang merupakan gabungan partai politik pendukung presiden terpilih Prabowo Subianto, akan berupaya tetap berlanjut dalam kontestasi Pilkada 2024.