Bisnis.com, JAKARTA – Kasus flu burung kini sedang merebak di beberapa negara yang mengakibatkan kekhawatiran masyarakat setempat. Beberapa waktu lalu, Australia mencatat kasus flu burung (H5N1) pada bocah perempuan berumur 2,5 tahun setelah dirinya berlibur dari India.
Dilansir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bocah tersebut sempat melakukan perjalanan ke Kolkata, India pada 12 hingga 29 Februari. Dia mengalami gejala mirip flu burung seperti demam, hilang nafsu makan, dan gangguan emosional pada 25 Februari.
Dia sempat dibawa ke dokter pada malam hari pada tanggal 28 Februari di India untuk meredakan kondisinya. Sesampainya di Australia, anak tersebut dilarikan ke rumah sakit di Victoria karena sakit yang dideritanya tak kunjung sembuh. Setelah mendapatkan perawatan selama 2,5 minggu, dia pun dinyatakan pulih.
National Focal Point Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) (NFP) dari Australia melayangkan surat pemberitahuan kepada NFP di India terkait adanya warga Australia yang terjangkit flu burung seusai berlibur dari India.
“Berdasarkan Pasal 33, NFP Australia memberi tahu NFP India mengenai kasus yang dikonfirmasi pada tanggal 21 Mei 2024. Berdasarkan Pasal 8, IHR NFP Australia memberi tahu WHO tentang kasus tersebut pada tanggal 22 Mei 2024,” tulis rilis dari WHO, dikutip pada Kamis (13/6/2024).
“Meskipun sumber paparan virus pada kasus ini belum diketahui, kemungkinan besar paparan terjadi di India, tempat kasus ini berpindah-pindah, dan di mana virus jenis A (H5N1) ini pernah terdeteksi pada burung di masa lalu,” kata WHO
Baca Juga
Tak berselang lama dari laporan itu, WHO menerima laporan kasus flu burung di India pada 22 Mei 2024 yang menyerang anak berusia 4 tahun. Bocah tersebut tinggal di negara bagian Benggala Barat.
Dia mengalami gejala sesak pernapasan, kejang, nyeri perut, dan demam. Bocah ini pernah melakukan kontak fisik dengan unggas di rumah dan sekitarnya.
Sebelumnya, pada 1 Februari, dia sempat mendapatkan perawatan intensif karena kondisinya memburuk dan didiagnosis menderita bronkitis akibat virus pneumonia.
Pasien pun dinyatakan positif influenza B dan adenovirus saat sampelnya diuji di Laboratorium Penelitian dan Diagnostik Virus di rumah sakit setempat.
WHO menyebutkan anak tersebut sempat membaik, tapi kemudian kembali dirujuk ke rumah sakit pemerintah untuk diintubasi dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Lalu, dia akhirnya dinyatakan positif influenza A.
“Usap nasofaring dikirim ke Laboratorium Penelitian dan Diagnostik Virus Kolkata dan dinyatakan positif mengidap influenza A (bukan sib-tipe) dan rhinovirus,” terang WHO.
“Sampel yang sama dikirim ke Pusat Influenza Nasional di Institut Virologi Nasional di Pune untuk dilakukan subtipe. Pada 26 April, sampel tersebut disubtipe sebagai influenza A (H9N2) melalui reaksi berantai polymerase waktu nyata,” ujar WHO.
Diketahui, Influenza A merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh burung atau mamalia yang terinfeksi virus influenza.
Dilansir Bisnis.com, baru-baru ini pria asal Meksiko harus meregang nyawa akibat terinfeksi flu burung. Pasien meninggal setelah satu minggu
menunjukan gejala seperti demam, napas pendek, dan diare. Pasien terinfeksi virus flu burung tipe H5N2. Meski begitu, WHO menyatakan paparan virus H5N2 masih tergolong rendah di masyarakat. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)