Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah air terjun di China telah memicu kontroversi besar setelah seorang pejalan kaki menemukan bahwa fitur alamnya ternyata bersumber dari pipa buatan manusia.
Air Terjun Gunung Yuntai menjadi tren di media sosial setelah seorang pejalan kaki mengunggah video dari puncak air terjun yang disebut sebagai air terjun tertinggi di China.
Rekaman yang diunggah menunjukkan terdapat pipa besar tertancap di bagian atas, mengalirkan air di atas tebing.
“Saya pergi ke sumber Air Terjun Yuntai hanya untuk melihat pipa air setelah melewati semua kesulitan," kata para pendaki yang menyadari bahwa air terjun tersebut adalah buatan manusia, dilansir dari New Zealand Herald, pada Sabtu (8/6/2024).
Sejak video tersebut dibagikan, video itu telah disukai lebih dari 74.000 kali. Topik pipa Air Terjun Yuntai telah dilihat 10 juta kali di Douyin dan 14 juta kali di platform media sosial terbesar di China, Weibo, pada Senin lalu.
Akibatnya, para pejabat pemerintah pergi ke Geopark Gunung Yuntai untuk menyelidiki insiden tersebut.
Baca Juga
Klarifikasi Pemerintah
Pejabat itu mengatakan bahwa pipa tersebut telah disempurnakan agar terlihat lebih alami. Operator mengklarifikasi bahwa air tersebut adalah mata air dan tidak merusak lingkungan.
Namun, orang yang mengunggah video asli mengatakan mereka kecewa karena menyadari bahwa air terjun setinggi 321m itu tidak alami.
Dalam komentarnya, salah satu orang mengaku hulunya tersumbat sehingga air tidak lagi mengalir ke air terjun, dan yang lain merekomendasikan air terjun lain yang lebih baik untuk dilihat.
Adapun daripada mengutuk penggunaan pipa buatan untuk memalsukan air terjun, para pejabat dilaporkan mengatakan kepada operator taman untuk lebih berterus terang mengenai modifikasi tersebut kepada pengunjung.
Sementara itu, sebagai Geopark Global Unesco, Geopark Gunung Yuntai di Provinsi Henan tengah mendatangkan jutaan pengunjung setiap tahunnya, yang ingin melihat formasi geologi berusia miliaran tahun. Air terjun itu secara khusus merupakan daya tarik wisata utama.