Bisnis.com, JAKARTA - Fenomena iklim El Nino akan segera berakhir dan berganti dengan La Nina. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan fenomena La Nina akan segera dimulai dan akan menggantikan El Nino yang mulai netral.
Dia mengatakan fenomena La Nina diprediksi dalam kategori yang lemah, yang berlangsung setelah kuartal III/2024.
“Jadi dari El Nino netral, setelah triwulan ketiga Juli, Agustus, September 2024 berpotensi beralih menjadi La Nina lemah,” ujar Dwikorita Karnawati seperti dikutip, Kamis (6/6/2024).
Dikutip dari situs National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) atau Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional, La Nina diprediksi akan terjadi pada awal Juni-Agustus 2024 dengan peluang sebesar 49% atau Juli-September 2024 dengan peluang sebesar 69%.
World Meteorological Organization (WMO) atau Organisasi Meteorologi Dunia mengatakan La Nina diprediksi terjadi bulan Juli-September 2024 dengan peluang sekitar 60% sedangkan El Nino-Southern Oscillation (ENSO) netral diprediksi peluang terjadinya sekitar 40%.
Selain itu, La Nina juga diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus-Oktober dan September-November 2024 dengan peluang sebesar 70% sedangkan kemungkinan terjadinya ENSO netral sekitar 30%.
Baca Juga
Lantas, apa perbedaan dari El Nino dan La Nina?
Perbedaan El Nino dan La Nina
1. El Nino
Dikutip dari situs Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat (NTB), El Nino adalah suatu fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) yang melebihi kondisi normalnya dan terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Hal tersebut berpotensi pada pertumbuhan awan yang meningkat di wilayah tersebut dan curah hujan di wilayah Indonesia mengalami pengurangan. El Nino ini akan mengakibatkan kekeringan di wilayah Indonesia.
2. La Nina
Dikutip dari situs yang sama, La Nina adalah suatu fenomena Suhu Muka Laut (SML) mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya dan terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Potensi yang dihasilkan adalah pertumbuhan awan di wilayah tersebut akan mengalami penurunan dan curah hujan di Indonesia akan mengalami peningkatan.
Dampak El Nino dan La Nina Bagi Indonesia
Beberapa dampak dari fenomena El Nino bagi Indonesia, yaitu:
1. Musim kemarau yang sangat kering karena curah hujan yang menurun.
2. Di sektor perhutanan, fenomena ini memicu kebakaran hutan.
3. Produksi ikan mengalami peningkatan, curah hujan yang menurun mampu meningkatan kandungan klorofil-a di wilayah laut Indonesia. kandungan ini menjadi makanan bagi ikan.
4. Penyakit kulit, kurangnya curah hujan berpengaruh terhadap penyakit kulit, cahaya matahari yang terus menerus terkena kulit dapat menyebabkan kanker kulit.
Sedangkan dampak La Nina bagi Indonesia, yaitu:
1. Beberapa wilayah dengan resapan air yang tidak bagus akan mengakibatkan banjir, contohnya yang menghantam Jakarta beberapa jam mengakibatkan banjir.
2. Longsor, curah hujan yang tinggi mengakibatkan pengikisan tanah sehingga terjadinya longsor. Biasanya terjadi di wilayah lereng yang curam serta gundul.
3. Banjir bandang, curah hujan yang tinggi juga mengakibatkan debit dan volume air mengalami peningkatan, secara tiba-tiba terjadinya banjir besar menghantam sekitarnya.
4. Penyakit menular yang terbawa air seperti Diare, demam tipus, kolera,disentri, leptospirosis, dan hepatitis A. (Ahmadi Yahya)