Bisnis.com, JAKARTA – Eskalasi pertempuran akan terus meningkat menyusul langkah Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO yang memberi izin Ukraina menggunakan pasokan senjatanya untuk menyerang sasaran di Rusia.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengungkapkan bahwa Begara NATO, termasuk Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa lainnya, telah mendorong babak baru dalam konflik antara dua negara lantaran memanaskan tensi eskalasi dengan sengaja.
“Mereka berada dalam segala cara memprovokasi Ukraina untuk meneruskan perang yang tidak masuk akal ini,” kata Peskov, dikutip melalui laman TASS, Senin (3/5/2024).
Sejauh ini, menurut catatan Bisnis, pasukan Rusia telah memperoleh kemajuan di wilayah Kharkiv pada beberapa pekan terakhir.
Selain Amerika Serikat (AS) dan Jerman, Negara barat lainnya seperti Inggris dan Prancis sendiri telah mensinyalkan mengikuti kedua negara itu untuk meringankan pelarangan penggunaan senjata mereka oleh militer Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia.
Tak hanya itu, Belgia, Denmark, Belanda, dan Norwegia juga telah berjanji untuk memasok Ukraina dengan pesawat tempur F-16 buatan AS, meskipun sejauh ini belum ada yang dikirimkan.
Namun, pada awal Mei lalu, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengumumkan bahwa pesawat pertama akan tiba di Ukraina dalam waktu dekat.
Termasuk, Polandia yang turut memberikan lampu hijau kepada Ukraina untuk menggunakan senjata yang mereka pasok untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia.
Di sisi lain, konstitusi Italia tidak mengizinkan Roma mengirim tentaranya ke Ukraina, mereka juga tidak mengizinkan Kiev menggunakan senjata yang diterima dari Italia untuk menyerang wilayah Rusia.
Menanggapi rentetan Negara yang aktif mendukung penyerangan, Presiden Rusia Vladimir Putin pun memperingatkan Barat bahwa negara-negara anggota NATO di Eropa agar tak bermain api dan meningkatkan ekskalasi.
Termasuk, kata Putin dengan mengusulkan agar Ukraina menggunakan senjata Barat untuk menyerang wilayah Rusia. Putin menyebut hal itu dapat memicu konflik global.
“Eskalasi berkelanjutan akan menjurus pada konsekuensi yang serius. Di Eropa khususnya negara kecil, mereka harus berhati-hati dengan siapa mereka bermain,” tandas Putin, dikutip dari France 24 saat kunjungannya ke Uzbekistan, Rabu (29/5/2024).
Untuk diketahui, NATO terakhir berisi 32 negara anggota, yakni Albania, Belgia, Bulgaria, Kanada, Kroasia, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Montenegro, Belanda, Makedonia Utara, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Turki, Inggris dan Amerika Serikat.