Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 13 mahasiswa Universitas Harvard harus menahan kekecewaannya setelah gelar mereka ditahan oleh pihak kampus.
Penahanan gelar tersebut disebabkan karena aksi bela Palestina yang dilakukan saat wisuda diselanggarakan.
Pada Rabu (22/5), Universitas Harvard mengumumkan bahwa 13 mahasiswa dilarang menerima gelar mereka karena terlibat dalam kelompok pro-Palestina yang memprotes serangan genosida Israel di Jalur Gaza.
Mengutip Anadolu, Harvard tak merinci siapa saja 13 mahasiswa tersebut. Namun pihaknya menuduh mahasiswa melanggar kebijakan universitas dengan perilaku yang berpartisipasi dalam aksi berkemah di Harvard's Yard - bagian tertua dari kampus universitas ternama AS itu.
"Kami segera mempertimbangkan penganugerahan gelar jika, setelah selesainya seluruh proses FAS (Fakultas Seni dan Sains), seorang mahasiswa memenuhi syarat untuk menerima gelar," demikian penyataan universitas itu.
Dalam acara wisuda tersebut, ratusan mahasiswa keluar dari upacara wisuda Universitas Harvard sambil meneriakkan: "Bebaskan Palestina".
Baca Juga
Ratusan mahasiswa yang mengenakan keffiyeh, kain yang menjadi simbol perjuangan rakyat Palestina, dan mengibarkan bendera Palestina, berterikan: "Bebaskan Palestina," dan pesan-pesan lainnya.
Mahasiswa juga turut memegang poster bertuliskan "untuk para martir" dan "untuk Gaza".
Rektor sementara Universitas Harvard Alan Garber mengatakan pada awal upacara itu bahwa "beberapa di antara kita mungkin memilih untuk mengambil kebebasan mengekspresikan diri mereka untuk menarik perhatian pada peristiwa yang terjadi di dunia yang lebih luas."
"Momen kegembiraan ini bertepatan dengan momen ketakutan dan kengerian, kesedihan dan kemarahan, penderitaan dan kesakitan," kata Garber seperti dikutip New York Times.
Garber kemudian meminta para peserta wisuda untuk mengheningkan cipta selama satu menit.