Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuaca Panas Ekstrem Sengat Asia, 30 Meninggal Akibat Heatstroke di Thailand

Suhu panas ekstrem terjadi di beberapa wilayah Asia, termasuk Thailand, Filipina, hingga Bangladesh
Ilustrasi cuaca panas dna gerah./bmkg
Ilustrasi cuaca panas dna gerah./bmkg

Bisnis.com, JAKARTA – Negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara tengah menghadapi cuaca panas ekstrem sejak sepekan  lalu. Suhu udara bahkan sampai menyentuh 45 derajat Celsius di beberapa lokasi.

Melansir Channel News Asia, Senin (29/4/2024), Filipina mengumumkan penutupan kelas tatap muka di semua sekolah negeri selama dua hari akibat cuaca panas dengan suhu mencapai rekor tertinggi di Ibu Kota negara, Manila.

Lebih dari 47.000 sekolah umum ditutup. Di negara ini, banyak sekolah yang tidak memiliki pendingin ruangan, sehingga para siswa harus berpanas-panasan di ruang kelas yang berventilasi buruk.

Di Thailand, suhu yang melonjak telah menyebabkan lonjakan penggunaan listrik selama akhir pekan. Indeks panas di Bangkok, yang mengukur bagaimana suhu terasa bagi tubuh manusia dengan mempertimbangkan kelembaban relatif, menembus 52 derajat Celcius, dan dianggap "sangat berbahaya".

Pemerintah Thailand mengatakan setidaknya 30 orang telah meninggal akibat cuaca panas tahun ini. Departemen meteorologi memperingatkan kondisi yang parah setelah suhu di sebuah provinsi di bagian utara melebihi 44,1 derajat Celcius pada hari Sabtu.

Dan di Kamboja, Myanmar, Vietnam, India dan Bangladesh, badan cuaca memperingatkan bahwa suhu dapat melebihi 40 derajat Celcius dalam beberapa hari ke depan karena orang-orang mengalami panas yang menyengat dan kelembaban yang menyengat.

Sementara itu di India, beberapa orang mengantre di tengah cuaca yang terik untuk memberikan suara dalam pemilihan umum terbesar di dunia.  Beberapa negara bagian telah mencatat suhu setinggi 42 derajat Celcius, dan kondisi yang parah ini kemungkinan besar akan terus berlanjut selama beberapa hari ke depan.

Di Bangladesh, yang sedang menghadapi gelombang panas terpanjang dalam 75 tahun terakhir, sekolah-sekolah telah dibuka kembali dan jutaan siswa telah kembali ke sekolah, meskipun cuaca panas masih terus berlangsung yang menyebabkan adanya perintah untuk meliburkan sekolah secara nasional pada akhir pekan lalu.

Penyebab Suhu Ekstrem

Suhu tinggi yang tercatat di berbagai wilayah Asia merupakan hasil dari perubahan iklim dan pola cuaca El Nino, yang menghangatkan air laut yang biasanya terjadi setiap dua sampai tujuh tahun, kata para ahli.

Direktur Earth Observatory of Singapore Profesor Benjamin Horton mengatakan bahwa penyebab utama dari cuaca ekstrem ini adalah perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

"Setiap tahun ketika kita memasuki bulan Mei dan Juni, jika kita berada dalam fase El Nino, perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia akan menyebabkan suhu selalu mendekati rekor," katanya seperti dikutip Channel News Asia, Senin (29/4/2024).

Horton mengatakan komunitas pemerhati iklim telah memperingatkan hal ini selama beberapa tahun dan terus mencari

“Apa yang perlu dilakukan sekarang adalah bahwa kita membutuhkan pemerintah (dan) perusahaan-perusahaan swasta untuk memikirkan masalah ini dengan sangat serius dan mendesak, untuk mencoba dan menjaga agar orang-orang tetap aman,” lanjutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper