Bisnis.com, JAKARTA — Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan meski berpusat di laut, gempa bumi dengan magnitudo M6,2 pada kedalaman 70 kilometer Barat Daya Garut, Sabtu (27/4/2024), pukul 23.29 WIB tidak berpotensi memicu gelombang tsunami.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menegaskan gempa itu juga tidak menimbulkan bahaya ikutan lainnya seperti retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.
“Gempa berpusat di Samudera Hindia pada koordinat 107,26 BT dan 8,42 LS, berjarak sekitar 151,7 kilometer barat daya Kota Garut, Provinsi Jawa Barat,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid lewat siaran pers, Minggu (28/4/2024).
Lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada kedalaman menengah sehingga guncangan terasa pada daerah cukup luas di Jawa Barat.
"Morfologi wilayah pesisir Jawa Barat selatan umumnya berupa dataran pantai yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal pada bagian utara," kata Wafid.
Mengenai penyebab gempa, Wafid menerangkan, berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman atau subduksi atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik.
Baca Juga
"Menurut catatan Badan Geologi, sumber gempa bumi intraslab di Jawa Barat Selatan ini telah beberapa kali mengakibatkan terjadinya bencana, yaitu tahun 1979, 2007, 2017, 2022, dan 2023," kata Wafid.
Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan atau informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, meski kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.
"Oleh karena wilayah di daerah pesisir Jawa Barat Selatan tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural. Bangunan di daerah Jawa Barat Selatan harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, gempa bumi itu mengakibatkan 4 orang mengalami luka-luka. Ketua FK Tagana Garut Sana Suntana mengatakan, sejauh ini nihil korban jiwa dan kerugian material masih dalam pantauan.
"Meninggal Dunia nihil. Luka-luka 4 orang, di Kecamatan Pameungpeuk 2 orang, Kecamatan Cisompet 1 orang, Kecamatan Singajaya 1 orang," katanya, dalam laporan, dikutip Minggu pagi (28/4/2024).
Dia menjelaskan bahwa dampak dari gempa bumi tersebut tidak ada bangunan rusak berat, tetapi dilaporkan bangunan rusak sebanyak 25 unit, di antaranya rusak sedang 3 unit dan rusak ringan sebanyak 22 unit.