Bisnis.com, JAKARTA -- Para elite politik mulai menjalin komunikasi usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Prabowo Subianto--Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2024-2029, Rabu kemarin.
Komunikasi politik itu disinyalir sebagai salah satu cara menetapkan posisi partai politik di pemerintahan yang akan datang.
Sekadar informasi, sebelum penetapan oleh KPU ada tiga poros politik yang saling bersilang dalam Pemilihan Presiden alias Pilpres 2024. Pertama, koalisi pendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang terdiri dari 3 partai parlemen yakni Nasdem, PKB, dan PKS.
Kedua, partai parlemen pendukung Prabowo-Gibran yakni Gerindra, Demokrat, Golkar, PAN. Ketiga, partai pendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang hanya terdiri dari dua partai parlemen yakni PDIP Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Catatan untuk PPP, partai ini kemungkinan tidak lolos ke parlemen jika gugatannya di Mahkamah Konstitusi (MK) tidak menambah suara partai ke angka 4%.
Terlepas dari nasib PPP, yang jelas setelah penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, koalisi itu bubar dengan sendirinya kecuali Koalisi Indonesia Maju. Komunikasi politik kemudian terjalin sangat intens. Salah satunya adalah upaya partai-partai, termasuk Prabowo sendiri, untuk memperbesar porsi koalisi pemerintah.
Baca Juga
Prabowo dan PKB
Presiden terpilih Prabowo Subianto mengakui sempat berseberangan dengan PKB di Pemilu 2024 dengan majunya Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies Baswedan.
Prabowo membeberkan bahwa saat debat kandidat yang dilakukan beberapa waktu lalu juga terkadang memanas, tapi pada akhirnya seluruh kandidat tetap tersenyum.
"Kemarin kan PKB berada di paslon yang bersaing dengan kubu saya, persaingannya menegangkan juga. Debatnya juga kadang panas," tuturnya di Kantor DPP PKB Jakarta, Rabu (24/4).
Menurut Prabowo perdebatan yang sengit dan panas memang terkadang harus tetap terjadi. Pasalnya, Prabowo mengatakan masyarakat Indonesia butuh pemimpin yang bisa beradu gagasan untuk memajukan Indonesia.
Prabowo mengajak PKB untuk bergabung bersama dirinya membangun Indonesia yang lebih baik dan bekerja bersama untuk rakyat Indonesia.
"Sekarang kita harus melihat ke depan dan bekerja untuk rakyat, PKB akan bersama Gerindra mengabdi untuk kepentingan rakyat Indonesia," ujarnya.
Nasdem Siap Oposisi?
Sementara itu, Surya Paloh menyebut Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki arah politik yang sama usai kalah dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
Dia menyebut kedua partai tersebut siap bergabung atau berada di luar pemerintahan Prabowo-Gibran.
Untuk diketahui, Nasdem dan PKS tergabung dalam Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Mereka dikalahkan oleh pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Surya mengatakan, pihaknya masih sedang mengkaji bersama soal opsi untuk berkoalisi atau menjadi oposisi dari pemerintahan Prabowo-Gibran. Kendati belum final, dia mengklaim Nasdem-PKS siap berada di keduanya.
"Bagi saya, yang saya pahami, ada kesamaan PKS dan Nasdem. Apa kesamaannya? Siap dua-duanya [gabung koalisi atau oposisi]."