Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian pemanfaatan rumput laut terus dilakukan. Penelitian ini seiring besarnya potensi rumput laut di Indonesia. Badan Pusat Statistik bahkan mencatat Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor rumput laut mentah terbesar di dunia. Adapun negara tujuan ekspor yang utama adalah Tiongkok.
Besarnya potensi rumput laut ini telah menjadi perhatian pemerintah. Pada 2023 lalu, Presiden Joko Widodo bahkan secara khusus menyampaikan rumput laut telah bisa diubah menjadi bahan bakar minyak (BBM). Hasil hilirisasi yang dilihatnya di Jerman.
“Rumput laut kita punya potensi yang sangat besar sekali tapi jangan diekspor mentahan. Sekarang rumput laut bisa dijadikan biofuel. Artinya potensi ini besar tapi tantangannya juga besar," mengutip ulang pernyataan presiden.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi rumput laut di Indonesia tersebar di 23 provinsi. Peringkat lima besar provinsi penghasil rumput laut adalah Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.
Rumput Laut sebagai Bahan Baku Biofuel
Rumput laut, atau alga laut, memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan lipid yang tinggi. Proses pengolahan rumput laut menjadi biofuel dilakukan dengan fermentasi yang katalis.
Proses ini kemudian menghasilkan bahan bakar yang dapat digunakan. Dengan kondisi ini, maka dapat dipilih jenis rumput laut yang pemanfaatan sebagai sumber konsumsi paling rendah. Bahkan yang banyak berceceran di sepanjang pantai.
Baca Juga
Mengubah rumput laut menjadi bahan bakar sekaligus menjadi sumber ekonomi masyarakat di sepanjang pantai.
Dikutip dari Universitas Islam Indonesia yang menghadirkan Isabel Nunes, Ph.D, assistant professor dari Universidade de Aveiro Portugal. Disebutkan Biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian.
Menurutnya, ada tiga cara pembuatan biofuel. Cara membuat biofuel pertama adalah pembakaran limbah organik kering seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian. Cara kedua yakni melalui fermentasi limbah basah seperti kotoran hewan yang dilakukan tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas. Cara ketiga adalah fermentasi. Proses ini saat ini diterapkan di tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester.
Jenis-jenis Biofuel
1. Bioetanol
Bioetanol adalah jenis biofuel yang dihasilkan dari fermentasi gula yang terdapat dalam tanaman seperti tebu, jagung, atau sorghum. Proses ini menghasilkan etanol, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif dalam kendaraan bermotor. Bioetanol membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemandirian energi suatu negara.
2. Biodiesel
Biodiesel adalah biofuel yang diproduksi dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses transesterifikasi. Contoh sumbernya adalah minyak kedelai, kelapa sawit, dan jarak pagar. Biodiesel dapat digunakan sebagai pengganti atau campuran dengan bahan bakar diesel konvensional, dengan manfaat mengurangi emisi polutan udara dan mendukung keberlanjutan energi.
3. Biogas
Biogas dihasilkan dari penguraian bahan organik seperti limbah pertanian, limbah makanan, atau kotoran hewan dalam kondisi anaerobik. Gas ini terutama terdiri dari metana dan karbon dioksida, dan dapat digunakan untuk memanaskan rumah, memasak, atau menghasilkan listrik. Proses pembuatan biogas juga membantu mengurangi emisi metana yang berpotensi merusak lingkungan.