Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hukum Berpuasa Bagi Pemain Bola yang Sedang Bertanding Saat Bulan Ramadan

Pelatih dan klub sepak bola, memang menuntut keprofesionalan para atlet dalam bekerja, meskipun bulan puasa.
Selebrasi Liverpool di Liga Inggris / Reuters
Selebrasi Liverpool di Liga Inggris / Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Menjalani profesi sebagai pemain sepakbola profesional, tidak membuat banyak atlet berhalangan untuk menjalankan puasa. Padatnya jadwal latihan dan pertandingan, membuat banyak atlet tetap bersemangat menjalankan puasa di tengah-tengah kesibukan.

Seperti hal yang diketahui, bahwa hukum berpuasa adalah wajib bagi orang muslim yang sehat dan berakal. Mungkin sebagian alasan dari pemain bola untuk tetap berpuasa adalah hukum berpuasa tersebut.

Meski wajib, ada beberapa situasi mendesak untuk diperbolehkan membatalkan puasa. Seperti sakit, dalam perjalanan jauh, maupun orang yang dikategorikan pekerja berat.

Mungkin sebagian dari Anda juga bertanya-tanya terkait hukum berpuasa bagi pemain bola yang sedang menjalankan pertandingan. Melansir dari situs NU online, hal tersebut dijelaskan dengan dalil yang kuat.

Melihat adanya tuntutan keprofesionalan yang dimiliki oleh para pemain bola, membuat adanya keterkaitan antara pekerjaan berat dengan kajian ilmu fiqih. Ulama menjelaskan bahwa para pekerja berat boleh membatalkan puasa, tetapi untuk berjaga-jaga sebaiknya mereka mengucapkan niat puasa di malam hari dan ikut melaksanakan sahur. Adapun penjelasannya:

صاحب العمل الشاق: قال أبو بكر الآجري: من صنعته شاقة، فإن خاف بالصوم تلفاً، أفطر وقضى إن ضره ترك الصنعة، فإن لم يضره تركها، أثم بالفطر، وإن لم ينتف التضرر بتركها، فلا إثم عليه بالفطر للعذر. وقرر جمهور الفقهاء أنه يجب على صاحب العمل الشاق كالحصاد والخباز والحداد وعمال المناجم أن يتسحر وينوي الصوم، فإن حصل له عطش شديد أو جوع شديد يخاف منه الضرر، جاز له الفطر، وعليه القضاء، فإن تحقق الضرر وجب الفطر، لقوله تعالى: {ولاتقتلوا أنفسكم إن الله كان بكم رحيماً} [النساء:29/4

Artinya, “Pekerja berat. Menurut Abu Bakar Al-Ajurri, jika khawatir menjadi bahaya karena puasa, orang yang memiliki pekerjaan berat boleh membatalkan puasanya dan menggantinya di lain bulan bila melepaskan pekerjaan itu mendatangkan mudarat baginya.

Namun, jika meninggalkan pekerjaan berat itu tidak membuatnya mudarat, maka ia berdosa karena membatalkan puasa. Namun, jika darurat itu misalnya juga takkan hilang karena meninggalkannya, maka ia tidak berdosa dalam membatalkan puasanya karena uzur.

Sedangkan mayoritas ahli fiqih menyatakan wajib sahur dan niat puasa di malam hari bagi pekerja berat seperti buruh tani, buruh pembuat roti, pandai besi, buruh-buruh tambang. Jika ketika siang ia mengalami haus dan lapar yang mendera, maka ia boleh membatalkan puasanya dan dia wajib mengqadhanya. Namun jika darurat benar-benar nyata, maka ia wajib membatalkan puasanya karena firman Allah ta‘ala, ‘Janganlah kaubunuh dirimu karena sungguh Allah begitu kasih kepadamu,’ (An-Nisa ayat 29).”

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dimaknai bahwa jika pemain bola tersebut ragu terhadap staminanya saat bermain dan mempengaruhi performa tim, sebaiknya tetap berpuasa. Karena melakukan batal dengan alasan tersebut adalah suatu hal yang salah dan dosa.

Sedangkan, jika pemain bola tersebut memang kehilangan fokus untuk bertanding, maka membatalkan puasa, diperbolehkan dan harus menggantinya di lain bulan Ramadan.

Melalui dalil dan pernyataan dari para ulama, hukum berpuasa bagi pemain bola profesional akan kembali pada kepercayaan individu yang menjalankan. Jika dalam kondisi yang sangat tidak memungkinkan, maka diperbolehkan untuk batal puasa. Sebaliknya jika sekedar ragu dan tidak merasakan hal tersebut, maka puasa harus tetap dijalankan dengan baik.

Dari pihak terkait seperti pelatih dan klub sepak bola, memang menuntut keprofesionalan para atlet dalam bekerja. Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk membatalkan puasa secara mudah. Anda harus memahami dengan benar, terkait tujuan dan realita yang terjadi di lapangan dan kondisi kesehatan atlet tersebut.

Apapun keputusan yang diambil oleh para atlet ataupun pemain bola tersebut, tentunya sudah ditentukan atas dasar kemauan dan kesadaran mereka, ketika menjalankan puasa di tengah sibuknya jadwal pertandingan yang membawa nama harum negara.

(Maharani Dwi Puspita Sari)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper