Bisnis.com, JAKARTA - Wapres ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) menceritakan kisah awal Joko Widodo (Jokowi) yang saat masih menjadi Wali Kota Solo, maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
JK mengisahkan bahwa pada sekitar 2011 DPD PDIP di Jawa Tengah menyelenggarakan seminar Pancasila di Semarang di mana pembicaranya adalah dirinya, Wali Kota Solo Jokowi, dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.
"Saya melihatnya pak Jokowi memberikan presentasi yang sangat sederhana [salah satunya] bagaimana kebersihan Solo dengan Power Point," ujarnya dalam sebuah wawancara di YouTube Keep Talking, dikutip Minggu (31/3/2024).
Saat itu, kata JK, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak hadir di acara tersebut dan diwakili oleh Tjahjo Kumolo yang saat itu menjabat Sekjen PDIP.
Melihat presentasi Jokowi saat itu, JK mengaku terkesima dan menyatakan ingin bertemu dengannya.
"Saya bilang ke Tjahjo, Wali Kota Solo bagus juga ini, kelihatannya seperti low profile untuk [menjadi] Gubernur DKI," ujarnya.
Baca Juga
Saat bertemu dengan Jokowi, JK menawarinya untuk maju menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Merespons hal itu, Jokowi mengaku tidak memiliki partai hingga uang.
"Itu urusan kita. Selama you mau, itu nanti kita atur," kata JK.
Kemudian, sambungnya, Sang Wali Kota Solo pun menyerahkan sepenuhnya kepadanya.
"Ya terserah Bapak lah," ujar JK menirukan pernyataan Jokowi saat itu.
Setelahnya, JK mengaku mengutus seseorang menemui Megawati dan untuk menyampaikan rencananya mengusung Jokowi di Pilkada DKI Jakarta 2012. Singkat cerita, JK sendiri menemui Megawati untuk meyakinkannya.
"Kenapa gak Pak Yusuf saja [Golkar yang mengusung Jokowi]?" kata JK menirukan pernyataan Megawati kepadanya.
JK lantas menjawab bahwa dirinya sudah bukan Ketum Golkar sehingga jangan sampai PDIP tersinggung jika kadernya diusung oleh parpol lain.
Dia juga meyakinkan Megawati dengan melakukan survei terhadap peluang Jokowi maju menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Akhirnya, Megawati setuju untuk mengusung Wali Kota Solo Jokowi menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.
"Sampailah pada kampanye. Sebelum kampanye [Jokowi] datang ke saya minta restu. [...] Jadi dua kali cium tangan saya [sebelum kampanye dan setelah memenangi Pilgub DKI Jakarta]," ujar JK.