Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Viral Video Cekcok Antarwarga di Depok saat Bangunkan Sahur, MUI Angkat Bicara

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan bahwa upaya membangunkan sahur dengan cara yang terjadi di Sawangan, Depok, itu sudah saatnya ditertibkan.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) Zainut Tauhid Sa'adi
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) Zainut Tauhid Sa'adi

Bisnis.com, JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara tentang cekcok warga di Sawangan, Depok, yang dipicu oleh aksi sekelompok pemuda membangunkan masyarakat untuk sahur. 

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) Zainut Tauhid Sa'adi menegaskan bahwa upaya membangunkan sahur dengan cara yang terjadi di Sawangan itu sudah tidak tepat. Menurutnya, praktik itu sudah saatnya ditertibkan.

"Menurut saya membangun sahur dengan cara seperti itu sudah tidak tepat lagi, dan sudah saatnya ditertibkan. Sekarang hampir setiap orang sudah punya alat pengingat waktu atau alarm untuk membangunkan orang tidur. Apakah alarm itu dari jam ataupun HP," katanya, dalam keterangan resmi, pada Rabu (27/3/2024). 

Menurutnya, membangunkan orang sahur memang baik, tetapi harus dengan cara yang baik pula. Hal itu tidak boleh dilakukan dengan cara yang mengganggu ketertiban dan ketenangan masyarakat. 

"Zaman dulu mungkin cara seperti itu tepat, di saat belum ada alat yang canggih untuk membangunkan orang, tapi untuk zaman sekarang sebaiknya cara-cara seperti itu sudah harus ditinggalkan," ujarnya. 

Dia menjelaskan bahwa dengan hidup di tengah masyarakat yang majemuk, baik suku, adat, budaya dan agama, maka harus mengedepankan sikap toleransi, tepo seliro, arif dan bijaksana dalam hidup bersama. 

"Kita harus berlaku adil kepada orang lain. Tidak semua orang memiliki kewajiban berpuasa. Boleh jadi ada saudara kita yang tidak berpuasa karena berbeda agama, ada yang sedang sakit, ada bayi, anak-anak atau ada orang yang perlu istirahat karena seharian bekerja dan masih banyak yang orang memiliki kebutuhan lain sehingga membutuhkan suasana yang tenang untuk istirahat pada malam hari," tambahnya. 

Kemudian, dia menekankan bahwa tidak boleh hanya karena atas nama tradisi, dalam praktiknya justru menimbulkan perselisihan di masyarakat bahkan mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat. 

Dia menegaskan bahwa agama melarang setiap hal yang dapat menimbulkan mudarat, menderitakan dan merugikan orang lain.

"Untuk hal itu, kami mengimbau kepada tokoh agama, ustaz, kiai untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk meninggalkan cara membangunkan sahur seperti itu," ujarnya. 

Menurutnya, akan lebih baik cara membangunkan sahur diganti dengan kegiatan yang lebih maslahat dan tidak merugikan masyarakat.

Seperti diketahui, perselisihan antarwarga terjadi di Sawangan, Depok, lantaran ada pihak yang merasa terganggu dengan suara sekelompok pemuda saat membangunkan masyarakat untuk sahur, pada Minggu (24/3/2024). 

Meski begitu, pihak kepolisian dari Polsek Bojongsari telah mempertemukan warga yang terlibat perseteruan tersebut dan akhirnya berdamai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper