Bisnis.com, JAKARTA - Puasa Ramadan sebentar lagi akan menyambut umat muslim di seluruh dunia.
Puasa merupakan salah satu ibadah wajib yang harus dijalankan oleh umat muslim di bulan Ramadan.
Selama puasa, umat muslim diminta untuk menahan minum, makan, dan nafsu yakni dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari.
Kondisi geografi di setiap negara atau wilayah di berbagai belahan dunia tentu berbeda-beda. Hal ini yang memengaruhi terjadi perbedaan waktu siang dan waktu malam.
Wilayah di bagian selatan umumnya memiliki waktu siang yang lebih cepat. Sementara wilayah di belahan dunia utara mempunyai kecenderungan waktu yang lebih lama.
Di Indonesia sendiri, puasa bisa berlangsung selama 12 jam. Namun ada juga negara yang menjalankan puasa selama 14, bahkan 17 jam.
Baca Juga
Puasa selama 17 jam menjadi puasa terlama yang harus dilakukan oleh umat muslim yang tinggal di bagian belahan bumi paling utara.
Melansir dari Al Jazeera, umat muslim di Islandia dan Greenland bisa melakukan puasa hingga 17 jam lamanya. Hal ini disebabkan karena siang lebih panjang ketimbang malam.
Bahkan, wilayah Longyearbyean di Norwegia pada tahun lalu menembus waktu puasa hingga 23 jam lamanya.
Longyearbyen dikenal sebagia wilayah dengan Matahari yang tidak pernah terbenam. Longyearbyen mengalami apa yang disebut dengan matahari tengah malam atau midnight sun sehingga puasanya bisa 23 jam pada musim panas.
Adapun Midnight sun atau Matahari tengah malam adalah fenomena alam yang terjadi saat Matahari masih terlihat, padahal waktu setempat sudah menunjukkan saatnya malam hari.
Hal ini terjadi apabila cuaca cerah pada bulan-bulan musim panas di bagian utara Lingkar Arktik dan pada bulan-bulan musim dingin di bagian selatan Lingkar Antartika.