Bisnis.com, JAKARTA--Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran membantah tuduhan yang disampaikan Dewan Pakar Timnas Amin Bambang Widjojanto mengenai server KPU disetting untuk memenangkan satu paslon.
Komandan TKN Fanta, Arief Rosyid Hasan mengemukakan bahwa tuduhan Bambang Widjojanto tersebut dinilai berlebihan dan tidak masuk akal. Dia juga menilai Bambang Widjojanto hanya mencari kambing hitam atas kekalahan kubu Anies-Muhaimin saat perhitungan suara Pilpres 2024.
"Kalau ada satu pihak yang bekerja belum maksimal kemudian janganlah mencari kambing hitam. Jadi mungkin ini waktunya kita intropeksi diri," tuturnya di Jakarta, Selasa (20/2).
Arief mengakui bahwa kondisi digitalisasi di Indonesia masih belum maksimal, sehingga jika terjadi kekeliruan dalam data server KPU merupakan hal yang wajar. Namun, dia menegaskan bahwa hal tersebut tidak boleh dijadikan alat untuk menuduh bahwa server KPU telah disetting untuk memenangkan satu paslon saja.
"Artinya ada strategi yang belum optimal dan kalau soal data kan hampir semua ya caleg. Jadi sebenarnya bukan cuma dialami paslon 01 tapi memang selama ini ya memang seperti itulah kondisi digital kita," katanya.
Sebelumnya, Dewan Pakar Timnas Amin Bambang Widjojanto mengklaim sudah menemukan indikasi rekayasa sistem dengan settingan algoritma tertentu di server milik Komisi Pemilhan Umum atau KPU. Settingan tersebut diduga diatur untuk memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu.
Baca Juga
Bambang mengatakan temuan itu diketahui berdasarkan analisis kajian forensik terhadap server KPU yang dilakukan tim IT Anies-Muhaimin.
"Jadi kalau ada revisi di 1 TPS, dia akan mengubah TPS yang lain. Ini bukan sekedar angka yang dicatat, tapi sistem itu yang membangun setting-nya. " kata Bambang dalam konferensi pers di Brawijaya X, Jakarta Selatan. Jumat, 16 Febuari 2024.
Bambang menjelaskan sistem ditengarai akan secara otomatis mengubah suara pemenangan pasangan calon tertentu menjadi di atas 50 persen.
"Jadi ada yang sudah di-setting, logaritma sistem di-setting untuk pemenangan paslon tertentu yang secara otomatisasi di atas 50 persen," ujarnya.