Bisnis.com, JAKARTA – China mengatakan akan meningkatkan patroli militer di dekat perairan Taiwan dalam beberapa waktu ke depan.
Dilansir dari Channel News Asia (CNA) pada Minggu (18/2/2024), hal itu dilakukan sebagai respons terhadap dua warga negara China yang tewas dalam insiden pengejaran kapal yang melibatkan pasukan penjaga pantai (coast guard) Taiwan.
Pada Rabu (14/2/2024) lalu, sebuah kapal China membawa yang empat penumpang terbalik di dekat kepulauan Kinmen akibat dikejar oleh pasukan penjaga pantai Taiwan.
Dua dari empat awak kapal yang terjun ke dalam air itu dinyatakan meninggal, sementara dua lainnya berhasil selamat.
Itu sebabnya, pasukan coast guard China mengatakan bahwa mereka akan melakukan operasi patroli penegakan hukum secara rutin di kawasan tersebut.
"Patroli tersebut dimaksudkan untuk lebih menjaga ketertiban operasi di perairan terkait, sekaligus melindungi keselamatan nyawa nelayan," ujar juru bicara coast guard China, Gan Yu, dalam keterangannya.
Baca Juga
Pihaknya mengecam Taiwan atas insiden tersebut. China pun mendesak agar Taiwan membebaskan dua awak kapal yang kini ditahan.
Di sisi lain, Taiwan balik menyalahkan China akibat kejadian itu. Otoritas Taiwan berpendapat bahwa kapal China tersebut berada di wilayah terlarang di perairan sekitar kepulauan Kinmen, meskipun jaraknya hanya terpaut 5 km dari Kota Xiamen di China.
Sebelumnya diberitakan China telah mengeklaim bahwa wilayah Taiwan merupakan bagian kedaulatannya, meskipun Taiwan memiliki pemerintahan otonom sendiri.
Pemilihan Presiden Taiwan yang selesai pada Januari lalu dimenangkan oleh William Lai Ching-te dari Partai Progresif Demokratik. Dia merupakan sosok yang dianggap oleh China sebagai "separatis".
Sementara itu, Presiden China Xi Jinping kian giat menggaungkan reunifikasi China-Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.
Hal tersebut tercermin dari peningkatan patroli militer China di dekat Taiwan, dari pesawat tempur hingga kapal angkatan laut.