Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Belum Mau Selamati Prabowo di Pemilu 2024, Sempat Singgung Masalah HAM

Amerika Serikat (AS) mengaku belum mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto karena menunggu hasil real count.
Capres Prabowo Subianto (kiri) Cawapres Gibran Rakabuming Raka menyampaikan sambutannya dihadapan para pendukungnya pada Pidato Mengawal Suara Rakyat di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024). Foto Bloomberg
Capres Prabowo Subianto (kiri) Cawapres Gibran Rakabuming Raka menyampaikan sambutannya dihadapan para pendukungnya pada Pidato Mengawal Suara Rakyat di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024). Foto Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) memberikan sikap berbeda kepada calon presiden (capres) Prabowo Subianto menganai hasil quick count Pemilu 2024.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa AS masih memikirkan waktu yang tepat untuk memberikan ucapan selamat kepada Presiden Indonesia.

Pihaknya juga menunggu hasil real count, agar bisa memberikan selamat kepada Presiden Indonesia terpilih.

“Kami akan menyampaikan ucapan selamat kami pada waktu yang tepat. Saya tidak punya, saya tidak bisa memberi Anda tanggal atau waktu tertentu untuk itu,” kata Kirby siaran pers di Gedung Putih dikutip dari VOA, Sabtu (17/2/2024).

Kirby mengatakan bahwa pihaknya menghormati suara rakyat Indonesia, dengan menunggu hasil resmi yang belum diumumkan.

Sejalan dengan itu, Kirby juga mengatakan bahwa HAM telah menjadi fondasi kebijakan luar negeri Presiden AS saat ini di bawah pimpinan Joe Biden.

"Satu-satunya cara saya dapat menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan menegaskan kembali bahwa hak asasi manusia, hak-hak sipil telah menjadi yang terdepan. Dan ini merupakan fondasi utama kebijakan luar negeri Presiden Biden,” ucap Kirby. 

Kirby juga menegaskan bahwa isu hak asasi manusia dan hak sipil selalu jadi fokus utama Biden. 

"Di setiap percakapan dengan pemimpin negara lain, dia (Biden) tidak pernah tidak menyinggung isu dan keprihatinan tentang hak asasi manusia dan hak sipil. Hal itu tidak akan berubah," tandas Kirby.

Mengutip dari VOA, Pada 2020 lalu, pemerintahan Trump mencabut larangan de facto terhadap masuknya Prabowo ke Amerika Serikat yang diberlakukan atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penculikan dan penyiksaan terhadap aktivis pro-demokrasi selama penggulingan ayah mertuanya pada tahun 1998.Presiden Suharto, dan keterlibatan dalam kejahatan militer di Timor Timur.

Sebelumnya, Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa dirinya mendapat ucapan selamat dari beberapa pemimpin negara di dunia setelah hasil quick count menunjukkan dirinya dan Gibran Rakabuming Raka unggul versi quick count.

”Pada pagi hari ini mendapat sambungan telfon berisi ucapan selamat atas hasil pemilu yang masih berlangsung dari beberapa pimpinan negara,” tulis Prabowo di akun X @prabowo, Kamis (15/2/2024).

Ucapan selamat tersebut di antaranya datang dari Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, dan Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe.

PM Australia Anthony Albanese juga mengucapkan selamat kepada Prabowo melalui akun X-nya. Dia mengatakan, sebagai sesama negara demokrasi dan negara tetangga, Australia menyampaikan ucapan selamat kepada Indonesia atas terselenggaranya Pilpres 2024.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper