Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Kecurangan, TPN Ganjar-Mahfud Desak KPU Audit Sirekap!

TPN Ganjar-Mahfud mendesak KPU melibatkan lembaga independen untuk mengaudit Sirekap usai banyaknya laporan kecurangan.
Komisioner KPU sedang memberi sosialisasi mengenai website Sirekap/dok. KPU
Komisioner KPU sedang memberi sosialisasi mengenai website Sirekap/dok. KPU

Bisnis.com, JAKARTA - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud MD mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) melibatkan lembaga independen untuk mengaudit aplikasi sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) lantaran banyak kesalahan input data yang dinilai untungkan pasangan calon (paslon) nomor 02 Prabowo-Gibran. 

Deputi Kanal Media TPN Ganjar-Mahfud, Karaniya Dharmasaputra mengaku bingung karena Sirekap sebagai aplikasi yang berfungsi publikasikan hasil penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS), ternyata ditemukan kesalahan konversi data di 2.325 TPS.

Oleh sebab itu, TPN Ganjar-Mahfud meminta dilakukan audit dari lembaga teknologi informasi yang independen karena kesalahan input data bisa berakibat fatal untuk masa depan negara.

“Kami mendesak KPU lakukan audit investigasi dari pihak independen. Kemudian, satu hal yang sangat mudah ditunjuk, yaitu kita memiliki DPR, khususnya komisi yang berkepentingan dan seyogyanya memanggil komisioner KPU,” ujar Kara di Media Center TPN, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).

Pendiri aplikasi finansial Bareksa ini menjelaskan, padahal teknologi yang digunakan Sirekap cukup canggih, yaitu Optical Mark Rocognition (OMR) dan Optical Character Recognition (OCR) untuk proses pembacaan data dari dokumen.

Menurut Kara, teknologi itu sudah lama digunakan oleh banyak perusahaan. Oleh sebab itu, bukan jadi alasan apabila teknologi OMR dan OCR yang disalahkan karena banyaknya salah input rekapitulasi suara Pemilu 2024.

“Saya sangat terheran-heran bagaimana mungkin sebuah sistem yang dikembangkan oleh negara yang berkaitan dengan event yang sensitif bisa sedemikian ngaconya, dengan tingkat error yang tinggi. Ini yang harus kita telusuri secara serius ke depan," jelasnya.

Sementara itu, Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud Todung Mulya Lubis merasa kesalahan input data dalam Sirekap lebih banyak menguntungkan paslon Prabowo-Gibran. Sebaliknya, dia menilai paslon Ganjar-Mahfud lebih banyak dirugikan.

"Penggunaaan Sirekap cenderung menguntungkan paslon nomor 2, dan merugikan paslon nomor 3. Ini yang paling banyak kita temukan dalam pemberitaan-pemberitaan, terutama di medsos disertai dengan video yang bisa kita saksikan," kata Todung pada kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper