Bisnis.com, SEMARANG - Calon Presiden (capres) koalisi perubahan, Anies Baswedan mengkritisi jargon Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni revolusi mental. Menurutnya, saat ini revolusi mental belum berjalan dengan baik.
Jika menilik sejarah, frasa revolusi mental pertama kali dicetuskan Presiden Soekarno pada peringatan Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1956.
"Ide tentang revolusi mental itu baik, tapi dalam perjalanannya dia tidak lagi menjadi fokus perhatian, dia tidak menjadi pegangan," kata Anies agenda Desak Anies episode Semarang, Senin (5/2/2024) malam.
Anies menyampaikan bakal menjadikan revolusi mental sebagai pekerjaan rumah yang harus dituntaskan jika diamanahi rakyat menjadi Presiden 2024/2029. Revolusi mental, sambung Anies, sejatinya memiliki makna kuat.
"Kuncinya adalah revolusi mental ini contoh dan keteladanan dari pemimpin. Itu yang di kalimat di situ. Kalau bahasa kita ing ngarso sung tulodo yang di depan harus memberi contoh. Jadi kami melihat ini sebagai PR yang harus dituntaskan," ucap Anies.
Seperti diketahui, revolusi mental merupakan suatu gerakan bersama untuk mengubah karakter bangsa dengan menguatkan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong.
Baca Juga
Dalam hal ini, Kemenko PMK bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian GNRM sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Sebagai salah satu turunan program GNRM, PKN Revolusi Mental akan menghadirkan berbagai kegiatan inovatif yang melibatkan masyarakat, pelajar, komunitas serta tokoh-tokoh inspiratif penggerak perubahan dari perwakilan 34 provinsi. Secara khusus, kegiatan ini juga akan memberikan penghargaan pada agen-agen revolusi mental berprestasi.