Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kesultanan Perlak, Sejarah Kerajaan Islam Tertua dan Pertama di Indonesia dan Asia Tenggara

Kesultanan Perlak di Aceh Timur tercatat sebagai kerajaan Islam tertua di Indonesia dan bahkan Asia Tenggara.
ilustrasi Kerajaan Perlak di Aceh Timur, kerajaan Islam Tertua di Indonesia
ilustrasi Kerajaan Perlak di Aceh Timur, kerajaan Islam Tertua di Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Kesultanan Perlak tercatat sebagai kerajaan Islam tertua di Bumi Nusantara dan menjadi cikal bakal perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara dan Indonesia, termasuk Kerajaan Samudera Pasai.

Yusuf Al Qardhawy Al Asyi mencatat pada abad ke-7 Masehi di Aceh Timur berdiri sebuah kerajaan Islam bernama Kesultanan Perlak, dengan sultan pertamanya bernama Sultan Maulana Sayyid Abdul Aziz Syah bin Ali Al-Mukhtabar. Pada masa Kerajaan Perlak, Ibukotanya adalah Bandar Khalifah.

“Bekas kerajaan Islam Peureulak ini terletak 6 Km dari Kota Peureulak di Aceh Timur. Sultan pertamanya masih keturunan Nabi Muhammad Saw. Silsilahnya adalah Sayyid Abdul Aziz Syah bin Ali Al-Mukhtabar bin Muhammad Ad-Dibaj bin Muhammad Al-Baqir bin Jafar Shiddiq bin Ali Zainal Abidin bin Husen bin Ali-Fatimah Zahra binti Rasulullah saw,” ungkap Yusuf  dalam The History of Aceh: Mengenal Asal Usul Nama, Bahasa, dan Orang Aceh, yang diterbitkan oleh Yayasan Pena.

Dia menambahkan rombongan Islam pertama kali masuk ke di nusantara, tepatnya di yurisdiksi Maharaja Ferlec (Perlak) sekitar akhir abad ke-7 Masehi, di mana saat itu ada satu kerajaan besar yang dipimpin oleh Pho Hela Syahir Wuwiatan, yang tunduk di bawah Kerajaan Sriwijaya di Palembang, dan diyakini menganut agama Hindu-Budha berbahasa Melayu.

berdasarkan sejarah, Aceh, sejak zaman dahulu, memang sudah dikenal sebagai negeri penghasil sumber daya alam yang melimpah. Bahkan ada kebutuhan masyarakat dunia pada saat itu, yang hanya terdapat di Aceh, seperti kayu Perlak untuk pembuatan kapal laut.

Adapun, selama ini, Kerajaan Samudera Pasai, yang terletak di pesisir pantai utara Sumatra lebih dulu dikenal sebagai kerajaan Islam pertama di Bumi Nusantara. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada 1267 M.

Pemerintah Provinsi Aceh, dalam situs resminya menyebutkan adanya bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan Samudera Pasai, diantaranya makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara.

Makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama.

Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu setelah dia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa selama kurang lebih 29 tahun (1297-1326 M), Kerajaan Samudera Pasai disebut sebagai gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.

Kerajaan Samudera Pasai Lebih Banyak Disebut dalam Catatan Sejarah

Selama ini, Kerajaan Samudera Pasai lebih dulu dikenal sebagai Kerajaan Islam pertama di Indonesia karena sejumlah hal, diantaranya penyebutan oleh sejumlah sejarawan, literasi kuno maupun catatan perjalanan para penjelajah Eropa maupun Arab.

Sebaliknya, tak banyak literasi yang membahas atau bahkan menyebutkan Kerajaan Perlak.

Yusuf, dalam bukunya mencatat dalam Kitab Negarakertagama Jawa Kuno karangan Empu Prapanca, Aceh disebut dengan Nan P’o-Li. Orang Cina (Tiongkok) masa lalu juga menyebut Sumutula atau Sumentala atau Sumendala (artinya ambisius) untuk Aceh, terutama yang berlokasi di Samudera Pasai, bahkan diakui bahwa nama Sumatra.

Anthony Reid, seorang sejarawan asal Australia meyakini bahwa Sumatra yang sebenarnya adalah Samudera Pasai (Aceh), karena menurutnya arti Samudera dalam bahasa Sanskerta adalah laut.67

Nama Sumatra sebenarnya berasal dari nama Samudera, sebuah kerajaan di Aceh (Pasai) pada abad ke-13 dan ke-14. Para musafir Eropa sejak abad ke-15 menggunakan nama kerajaan itu untuk menyebut seluruh pulau. Penjelajah ternama Abad Pertengahan asal Italia, Odorico da Pordenone (1286-1331 M) dalam kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di Sumoltra (Sumatra). Dia menceritakan bahwa di Sumoltra sudah berdiri satu kerajaan besar yang ia sebut Lamori (Lamuri).

Sementara itu, Ibnu Bathutah bercerita dalam kitab Rihlah ilal Masyriq (Pengembaraan ke Timur) bahwa pada 1345 dia singgah di Kerajaan Samatrah. Pada 1490, Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar Samudera Hindia dan di sana tertulis pulau Samatrah.

Teori-Teori Masuknya Islam di Indonesia

Kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-12 lebih banyak dikenal sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia ketimbang Kerajaan Perlak di Aceh Timur (abad ke-7) atau bahkan kerajaan Islam Palembang pada abad ke-8.

Ada sejumlah teori yang menyebutkan proses masuknya Islam di Indonesia, diantaranya teori India, teori Persia, teori China, berita Eropa, dan teori Arab.

Sejumlah Teori Masuknya Islam ke Indonesia:

  1. Teori India: Teori ini digagas dan dicetuskan pertama kalinya oleh Pijnappel, seorang Profesor Bahasa Melayu di Universitas Leiden, Belanda.
  2. Teori Persia: Teori ini didasarkan pada beberapa unsur kebudayaan Persia, khususnya kaum Syi’ah yang ada dalam kebudayaan Islam di Nusantara. Teori ini didukung oleh beberapa peneliti lain, diantaranya adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat.
  3. Teori China: Teori ini dikemukakan oleh Emanuel Godinho de Eradie seorang scientist Spanyol. Teori ini juga didapatkan dari catatan Ma Huan, seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho.
  4. Berita Eropa: Ahli sejarah yang menganut teori ini antara lain C. Snouch Hurgronye, W.F. Stutterheim, dan Bernard H.M. Vlekke.
  5. Teori Arab: Teori Arab ini awal mulanya dikemukakan oleh Crawfurd yang kemudian didukung antara lain oleh Keyzer, dengan sedikit pengembangan. Selanjutnya didukung pula oleh Niemann dan de Hollander, dengan sedikit revisi, yang mengatakan bahwa Islam di Indonesia berasal dari Hadramaut.

Proses Masuknya Islam di Indonesia:

  1. Saluran Perdagangan
  2. Saluran Pernikahan
  3. Saluran Tashawwuf
  4. Saluran Pendidikan
  5. Saluran Kesenian
  6. Saluran politik

Kerajaan-Kerajaan Besar yang Berperan Penting dalam Penyebaran Agama Islam di Indonesia

  1. Kerajaan Malaka (1400—1511 M)
  2. Kerajaan Aceh (1514—1904 M)
  3. Kerajaan Demak (1512-1552 M)
  4. Kerajaan Banten (1552—1684 M)
  5. Kerajaan Goa Makassar (1667 M)
  6. Kerajaan Maluku (1400—1500 M)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Gajah Kusumo
Editor : Gajah Kusumo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper