Bisnis.com, JAKARTA - Istilah SGIE viral di media sosial setelah Gibran Rakabuming Raka menanyakannya ke Muhaimin Iskandar saat Debat Cawapres Pemilu 2024, Jumat (23/12/2023). Namun, apakah sebenarnya SGIE itu?
Pengertian State of the Global Islamic Economy (SGIE)
SGIE merupakan singkatan dari State of the Global Islamic Economy, sebuah laporan tahunan yang mendokumentasikan kondisi ekonomi halal di seluruh dunia. Laporan ini disusun dan dipublikasikan oleh Dinar Standard, perusahaan riset strategi pertumbuhan dan manajemen eksekusi yang memiliki fokus pada inovasi pemerintah, ekonomi halal/etis global, dan dampak sosial.
Menurut DinarStandard™, perusahaan ini telah memberdayakan lebih dari 30 entitas pemerintah, lembaga investasi, pemimpin industri, dan lembaga multilateral di lebih dari 12 negara sejak 2008.
Isi SGIE Edisi ke-9 dan Hubungannya dengan Indonsia
Pada edisi terbarunya, SGIE edisi ke-9 yang dirilis pada 2022, mengungkapkan beberapa fakta penting terkait ekonomi halal di dunia. Laporan ini mencatat bahwa umat Islam di seluruh dunia diestimasi menghabiskan sekitar US$2 triliun pada tahun 2021, menunjukkan pertumbuhan sebesar 8,9% dari tahun sebelumnya.
Aset keuangan Islam mencapai angka fantastis sebesar US$3,6 triliun, sementara proyeksi menunjukkan bahwa pengeluaran umat Islam diperkirakan mencapai US$2,8 triliun pada tahun 2025.
Fokus dari SGIE edisi ke-9 ini meliputi sektor makanan, farmasi, mode, dan segmen lain yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam. Laporan tersebut menyoroti bahwa Malaysia menjadi pemimpin dalam kategori investasi sektor ekonomi Islam dengan angka mencapai US$25,7 miliar pada tahun 2020-2021.
Baca Juga
Indonesia juga muncul dalam sorotan laporan ini. Negara ini berhasil menempati peringkat kedua untuk kategori makanan halal, peringkat ketiga dalam mode fesyen Islam, dan peringkat kesembilan dalam kategori farmasi dan kosmetik halal. Secara keseluruhan, Indonesia berhasil menempati posisi keempat dalam SGIE edisi ke-9 tahun 2022.
Kehadiran SGIE dalam wacana Capres-Cawapres di Indonesia merupakan suatu langkah penting. Namun, harapannya bukan hanya menjadi sekadar topik pembicaraan dalam debat Capres, melainkan menjadi landasan nyata bagi perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi kekuatan utama dalam ekonomi dan keuangan syariah global. Namun, untuk mewujudkannya, diperlukan kerja keras, kolaborasi, serta komitmen yang kuat dari semua pihak terkait.
Manfaat Ekonomi Islam Secara Global
Ekonomi Islam global, yang direpresentasikan dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE), telah menunjukkan dampaknya yang signifikan dalam peta ekonomi global saat ini. Pertumbuhan populasi Muslim yang terus bertambah serta minat yang meningkat terhadap produk dan layanan sesuai prinsip syariah menjadi pendorong utama dalam memperbesar peran SGIE dalam perekonomian global.
Salah satu manfaat utama dari eksistensi SGIE adalah membuka peluang luas bagi negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim untuk meluaskan jangkauan pasar ekonomi mereka.
Dengan adanya permintaan yang terus meningkat untuk produk halal, keuangan syariah, dan sektor pariwisata halal, negara-negara Muslim dapat mengoptimalkan potensi ini untuk mengurangi tingkat pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta memperkuat pertumbuhan ekonomi mereka.
Selain manfaat bagi negara-negara Muslim, SGIE juga memberikan dampak positif bagi pelaku usaha di seluruh dunia, baik yang beragama Islam maupun non-Muslim. Dengan memahami prinsip-prinsip ekonomi Islam, pelaku usaha dapat menciptakan produk dan layanan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Hal ini memungkinkan mereka untuk meraih pasar yang lebih luas serta membentuk kemitraan yang membawa dampak positif bagi perekonomian global secara keseluruhan.
Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang menekankan keadilan, kesetaraan, dan keberlanjutan berpotensi untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi antar negara dan masyarakat. SGIE menjadi alat yang memperjuangkan stabilitas dan keadilan ekonomi global, membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.