Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peneliti BRIN Usulkan Pemerintah Bentuk Komite Khusus Antisipasi Cuaca Ekstrem

Tujuan pembentukan WRN untuk peringatan dini cuaca ekstrem, edukasi secara intensif dan meluas kepada publik.
Sejumlah pengguna kendaraan menembus hujan deras di kawasan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. BRIN mmengusulkan pemerintah untuk membentuk Komite Khusus Antisipasi Cuaca Ekstrem/Bisnis/Rachman
Sejumlah pengguna kendaraan menembus hujan deras di kawasan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. BRIN mmengusulkan pemerintah untuk membentuk Komite Khusus Antisipasi Cuaca Ekstrem/Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengusulkan agar pemerintah membentuk komite khusus untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di Indonesia. 

Peneliti Ahli Utama Klimatologi dan Perubahan Iklim BRIN itu menilai bahwa kolaborasi erat antara lembaga terkait, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); pemerintah daerah; hingga relawan akan mempermudah mitigasi dampak cuaca ekstrem yang semakin meluas akibat perubahan iklim. 

"Di luar negeri, kita dapat mencontoh negara-negara federal di Amerika Serikat yang memiliki Komite Khusus Cuaca Ekstrem beranggotakan ilmuwan, prakirawan, politisi yang merupakan wakil pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat, serta menggandeng media, LSM dan relawan," katanya di Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Dia menambahkan, badan cuaca dunia atau World Meteorological Organization (WMO) telah menginisiasi pembentukan komite serupa yaitu Bangsa Siaga Cuaca atau Weather-Ready Nation (WRN), sehingga pemerintah dapat mengadopsinya dalam program strategis nasional.

Menurutnya, tujuan pembentukan WRN tak terbatas pada informasi peringatan dini cuaca ekstrem, melainkan juga edukasi secara intensif dan meluas kepada publik.

Komite tersebut juga dapat membangun simpul-simpul relawan yang efektif dan berdaya jangkau luas, sehingga berkontribusi signifikan dalam membangun kesadaran publik. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan antara cuaca ekstrem dengan bencana alam lain seperti gempa dan tsunami.

"Cuaca ekstrem adalah jenis bencana alam yang paling dinamis dan paling sering terjadi, sehingga butuh terus up to date. Bahkan, informasi prediksi cuaca ekstrem pun harus terus-menerus diperbarui idealnya dua kali sehari, mengikuti dinamika cuaca yang berubah-ubah setiap waktu," imbuh Erma.

Salah satu urgensi pembentukan komite tersebut adalah hasil kajian klimatologis yang menunjukkan peningkatan signifikan dari kekeringan dan hujan ekstrem di berbagai wilayah.

Dia memaparkan, cuaca ekstrem itu terjadi di wilayah Pulau Sumatra bagian tengah dan selatan. Kondisi serupa diperkirakan akan berdampak pula pada wilayah Pulau Kalimantan bagian tengah, timur, dan selatan, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN). 

"Untuk Pulau Jawa, sebagian besar wilayah terancam mengalami suhu maksimum yang lebih tinggi dan suhu minimum yang lebih rendah khususnya untuk pantura Jawa Timur," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper