Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Pahala Mansury menyatakan kekecewaan Indonesia, karena pandangan negara-negara anggota Asean tidak didengarkan saat membahas konflik Laut Cina Selatan.
Dia menyampaikan kekecewaan itu saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok (KTT GNB) di Uganda, Sabtu (20/1/2024).
"Indonesia kecewa, karena pandangan negara-negara anggota Asean yang terkena dampak langsung dari situasi di Laut Cina Selatan tidak didengarkan dalam perumusan dokumen hasil," katanya, di Uganda, dikutip Senin (22/2024).
Menurutnya, semua negara harus mencegah Gerakan Non Blok (GNB) menjadi proxy dalam persaingan kekuatan global.
Selain itu, dia menekankan bahwa juga harus fokus pada hal yang menyatukan, bukan pada hal yang bisa memisahkan dan memecah negara, dan untuk melakukan hal itu, tentunya harus mendengarkan suara satu sama lain.
"Khususnya kepada negara-negara yang terkena dampak langsung dari permasalahan yang berkaitan dengan wilayahnya masing-masing. Kita harus memastikan bahwa apapun hasil yang kita peroleh, mencerminkan keprihatinan mereka," ujarnya.
Pahala menyatakan bahwa hal itu tentu tidak mudah, mengingat proses GNB yang berbasis konsensus, namun dia berpikir banyak yang bisa dilakukan untuk mengubah metode kerja guna mencapai hasil yang lebih berorientasi pada tindakan.
Menurutnya, untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada di depan, maka harus memastikan bahwa GNB benar-benar sesuai dengan tujuannya.
Dia menegaskan pentingnya visi baru, metode kerja yang lebih efektif, dan yang terpenting, rasa solidaritas kolektif. "Kuncinya adalah, seperti dikatakan pada Konferensi Bandung. Kita harus memahami satu sama lain, dan dari pemahaman itu akan muncul apresiasi yang lebih besar terhadap satu sama lain, dan dari apresiasi itu akan muncul tindakan kolektif," ucapnya.
Kemudian, dia menegaskan bahwa Indonesia akan terus memberikan dukungan penuh terhadap aksi kolektif Gerakan Non Blok.
Seperti diketahui, Wamenlu Pahala Mansury menghadiri KTT Gerakan Non Blok (GNB) Ke-19 di Kampala, Uganda, pada 20 Januari 2024.
Presiden Uganda Yoweri Museveni menjadi Ketua Gerakan Non-Blok kali ini, yang sebelumnya dipimpin Azerbaijan sebagai Ketua GNB selama 4 tahun terakhir.