Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi membahas isu Laut China Selatan saat bertemu dengan Menlu Filipina Enrique Manalo, di Manila.
Dia mengatakan pertemuan bilateral dengan Menlu Enrique Manalo dilakukan dalam format Joint Commission on Bilateral Cooperation (JCBC).
"Di pembahasan isu regional dan global dalam JCBC antara kedua menteri luar negeri, kami membahas antara lain situasi Laut China Selatan, Myanmar, pengungsi Rohingya, serta isu Palestina," katanya, dalam Press Briefing, Rabu (10/1/2024).
Retno mengatakan kepada Menlu Manalo terkait Laut China Selatan, bahwa Indonesia siap bekerja sama dengan semua negara anggota Asean, termasuk Filipina untuk menyelesaikan CoC sesegera mungkin.
"Kami juga menyambut baik Statement on Maintaining and Promoting Stability in the Maritime Sphere in Southeast Asia yang dikeluarkan para Menteri Luar Negeri Asean pada 30 Desember 2023 lalu," ujarnya.
Menurutnya, ini merupakan langkah penting untuk memastikan Laut China Selatan tetap menjadi laut perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran.
Baca Juga
Lebih lanjut, kedua Menlu juga membahas isu Myanmar. Dia mengatakan bahwa Indonesia dan Filipina memiliki keprihatinan yang sama terhadap situasi di Myanmar
"Kita terus mendorong implementasi Konsensus Lima Poin (5PC) untuk mengembalikan perdamaian dan demokrasi di Myanmar. Kami juga tegaskan dukungan bersama bagi Laos sebagai Ketua Asean untuk memfasilitasi lebih banyak dialog dan bantuan kemanusiaan," ucapnya.
Dia menegaskan bahwa akibat krisis di Myanmar, memunculkan lonjakan pengungsi Rohingya ke kawasan, termasuk ke Indonesia.
Oleh karena itu, menurutnya, kerja sama regional yang lebih kuat diperlukan untuk mengatasi isu ini, termasuk akar penyebabnya.
Kemudian, Retno menegaskan kepada Menlu Manalo, bahwa kekejaman Israel di Jalur Gaza harus dihentikan. Posisi Indonesia jelas dan konsisten untuk membela keadilan dan kemanusiaan bagi Palestina.
"Kami sangat prihatin dan khawatir dengan krisis di Palestina, dan ini kita bahas di dalam pertemuan JCBC, khususnya mencermati situasi di Gaza saat ini," tambahnya.
Dia menilai tragedi yang terjadi di Gaza sangat mengkhawatirkan karena korban terus berjatuhan dan per saat ini telah menewaskan lebih dari 23.000 orang, mayoritas diantaranya adalah perempuan dan anak-anak dan beresiko menjadi konflik yang lebih luas di kawasan.
Sementara itu, di bidang ekonomi yakni di bidang perdagangan, kedua Menlu menyambut baik pertumbuhan perdagangan bilateral selama 5 tahun terakhir meskipun krisis global terjadi.
Selain itu, juga kedua negara juga sepakat untuk lebih memperkuat perdagangan bilateral dan berkomitmen untuk terus mengeksplorasi peluang perdagangan baru.
Lalu, di bidang investasi, kedua Menlu juga menyambut antusiasme investor dari kedua negara untuk memperkuat investasi.