Bisnis.com, JAKARTA – Belanja pertahanan Indonesia tidak hanya menjadi yang terbesar di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), namun juga di tingkat Asean.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Lowy Institute Asia Power Index, pengeluaran untuk pertahanan termasuk militer Tanah Air menjadi terbesar kedua di Asean setelah Singapura.
Per 2022, Singapura tercatat berada di posisi pertama dengan membelanjakan US$12 miliar anggaran negaranya untuk pertahanan.
Sementara Indonesia tercatat menggelontorkan US$10,1 miliar atau sekitar Rp156,5 triliun (kurs Rp15.500 per dolar AS) belanja kebutuhan pertahanan militer.
Lowy Institute menyebutkan bahwa Indonesia memiliki kinerja terbaik dalam ukuran ketahanan dan pengaruh diplomatik. Selain itu, Indonesia juga memiliki pengaruh yang sedikit lebih besar di kawasan ini daripada yang diperkirakan mengingat sumber daya yang tersedia.
Mengacu data APBN milik Kementerian Keuangan, total realisasi Belanja Pemerintah Pusat TA 2022 pada jajaran K/L (selain BA BUN) sebesar Rp1.084 triliun. Kementerian Pertahanan menikmati Rp150,43 triliun.
Baca Juga
Anggaran tersebut menjadi yang terbesar di antara kementerian/lembaga lainnya atau menjelaskan 13,87% dari total realisasi Belanja Pemerintah Pusat untuk K/L. Realisasi anggaran Kemenhan pada 2022 ini bahkan mencatatkan nilai tertinggi sejak 2019 atau selama Prabowo Subianto menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Dalam LKPP 2022 tercatat, naiknya belanja Kemenhan yang masuk dalam fungsi pertahanan keamanan ini mencerminkan langkah pemerintah yang meningkatkan prioritasnya terhadap bidang pertahanan dan keamanan, antara lain melalui langkah modernisasi alutsista, modernisasi almatsus serta dukungan sarana dan prasana bidang pertahanan dan keamanan.
Sementara pada 2023, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk Kemenhan senilai Rp134,32 triliun, serta Rp139,27 triliun untuk 2024.
Belanja Pertahanan Negara Asean per 2022 | |
---|---|
Negara | Nilai (dalam US$ miliar) |
Singapura | 12 |
Indonesia | 10,1 |
Thailand | 7,44 |
Vietnam | 7,21 |
Filipina | 4,43 |
Malaysia | 3,96 |
Myanmar | 3,7 |
Kamboja | 0,66 |
Brunei | 0,6 |
Laos | 0,046 |
Sumber: Lowy Institute