Bisnis.com, JAKARTA - TikTok menjadi media sosial yang banyak dilirik oleh politikus menjelang Pemilu 2024. Kampanye melalui TikTok dianggap lebih efektif dibanding platform media sosial lainnya.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan efektivitas TikTok tidak lepas dari jumlah pengguna media sosial yang bisa lebih dari 100 juta orang. Selain itu, mayoritas pengguna media sosial asal China itu adalah generasi milenial dan z.
“Jadi ya wajar sekali jika Tiktok menjadi salah satu media untuk memperoleh informasi mengenai pemilu kali ini. Strategi kampanye mungkin bisa berubah dari FB atau X ke TikTok,” ujar Huda kepada Bisnis, Minggu (31/12/2023).
Sekadar catatan bahwa mayoritas pemilih pada Pemilu 2024 adalah generasi milenial. Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) yang lahir pada 1981-1996 mencapai 68,82 juta jiwa.
Generasi X menyusul dengan jumlah 57,49 juta jiwa. Kemudian, pemilih yang berasal dari generasi Z sebanyak 46,80 juta jiwa. Milenial dan Gen Z adalah pemilih muda. Suara mereka menentukan jalannya kontestasi politik pada 2024.
Namun demikian di balik pengaruhnya yang besar, pemilik platform tetap penting untuk menjaga independensi alias tidak memihak salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden.
Baca Juga
Adapun TikTok, kata Huda, sebenarnya juga sudah membuat sebuah forum yang menekankan akan tetap independen. Selain itu mereka juga akan melakukan penyaringan akun politik selama masa kontestasi.
Namun, Huda mengakui dengan fitur tidak menutup kemungkinan adanya konten-konten berbau politik yang masih lolos.
“Selama ini kan cukup kreatif konten politik di media sosial, terutama di TikTok ataupun Instagram,” ujar Huda.
Pentingnya TikTok
Sebagai informasi, berdasarkan hasil survei Jakpat, ada 24% responden dari generasi kelahiran 1997-2012 itu yang menggunakan TikTok untuk mencari informasi. Jumlah tersebut di atas YouTube yang sekitar 22%.
Oleh karena itu, TikTok sempat serukan inisiatif proaktif di bawah kampanye #SalingJaga untuk melindungi integritas pemilu dan melawan misinformasi.
Pihaknya pun meluncurkan sebuah video panduan kreatif untuk mengedukasi pengguna dan masyakat umum tentang cara #SalingJaga dari bahaya misinformasi di platform digital.
TikTok juga menegaskan komitmennya dalam menjaga integritas Pemilu dengan melawan penyebaran misinformasi dengan cara berkerja sama dengan Rekata Studio dalam film "Budi Pekerti".
Kemudian kerja sama juga dilakukan dengan meluncurkan "Pusat Panduan Pemilu 2024&" yang didukung oleh KPU RI dan BAWASLU RI pada laman khusus di platform TikTok.
Selain itu, TikTok juga bekerja sama dengan menggandeng mitra cek fakta independen yakni AFP, MAFINDO dan Perludem.