Bisnis.com, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan bahwa 100 orang Indonesia menguasai kekayaan di atas 100 juta orang Indonesia.
Hal itu disampaikan olehnya di Debat Kedua Cawapres 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (22/12/2023).
"Bayangkan 100 orang Indonesia kekayaannya di atas 100 juta penduduk Indonesia," katanya dikutip dari YouTube Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Benarkah pernyataan Cak Imin soal 100 orang terkaya di Indonesia? Simak cek fakta berikut ini.
Adapun Laporan Oxfam pada 2017 mencatat bahwa kekayaan kolektif empat orang terkaya di Indonesia tercatat sebesar US$25 miliar atau setara dengan gabungan kekayaan 100 juta orang termiskin.
"Kami harap laporan ini dapat mendukung pesan betapa penting dan mendesaknya penurunan ketimpangan," ujar juru bicara Oxfam Indonesia, Dini Widiastuti, di Jakarta, Kamis (23/2/2017).
Baca Juga
Akademisi dari Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (UI) Neni Susilawati menilai pernyataan Cak Imin sedikit berlebihan.
"Pernyataan yang mengatakan bahwa ada 100 orang di Indonesia yang memiliki kekayaan lebih tinggi dibanding 100 juta penduduk Indonesia lainnya tampaknya sedikit berlebihan. Berdasarkan data dan laporan yang tersedia, fokusnya lebih pada distribusi kekayaan yang sangat tidak merata di antara populasi, bukan spesifik pada angka 100 orang," tuturnya.
Namun demikian, Neni mengamini bahwa total kekayaan banyak terpusat pada segelintir orang. Menurut Global Wealth Report 2018 oleh Credit Suisse, 1% orang terkaya di Indonesia menguasai 46,6% total kekayaan penduduk dewasa di negara tersebut, sedangkan 10% orang terkaya menguasai 75,3% total kekayaan.
"Ini menunjukkan tingkat ketimpangan kekayaan yang signifikan," terangnya.
Untuk diketahui, Cak Imin merupakan Cawapres pendamping dari Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan.
Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media dan 7 panel ahli di Indonesia.