Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Tolak Gabung AS untuk Kirim Kapal Perang ke Laut Merah

Pemerintah Australia menolak permintaan Amerika Serikat (AS) untuk mengirimkan kapal perang terkait konflik di Laut Merah.
Helikopter militer Houthi melayang di atas kapal kargo Galaxy Leader saat para pejuang Houthi berjalan di dek kapal di Laut Merah dalam foto ini yang dirilis pada 20 November 2023. Media/Handout Militer Houthi melalui REUTERS
Helikopter militer Houthi melayang di atas kapal kargo Galaxy Leader saat para pejuang Houthi berjalan di dek kapal di Laut Merah dalam foto ini yang dirilis pada 20 November 2023. Media/Handout Militer Houthi melalui REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Australia telah menolak permintaan Amerika Serikat (AS) untuk mengirimkan kapal perang untuk melindungi jalur pelayaran internasional di Laut Merah. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Richard Marles, sekaligus yang menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri. Dia menimbang fokus strategis Negeri Kangguru harus tetap berada di Indo-Pasifik. 

“Kita harus benar-benar jelas mengenai fokus strategis kita dan fokus strategis kita adalah kawasan kita,” jelas Marles kepada Sky News hari ini, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (21/12/2023). 

Marles mengatakan bahwa Australia tidak akan mengirim kapal atau pesawat ke Timur Tengah. Namun, ia akan melipatgandakan kontribusi pasukannya kepada pasukan maritim pimpinan Amerika Serikat (AS).

Adapun, nantinya Australia akan menyumbangkan enam personal Angkatan Pertahanan Australia Tambahan.

Untuk diketahui, AS pada minggu ini mengumumkan Operation Prosperity Guardian, yakni gugus tugas maritim internasional untuk melindungi kapal dagang yang berlayar melalui Laut Merah, dari serangan Houthi. 

Negara-negara yang berpartisipasi dalam operasi tersebut adalah gabungan dari AS, Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.

AS adalah mitra pertahanan terdekat Australia. Hubungan keduanya semakin menguat pada 2021, melalui perjanjian keamanan Aukus yang akan memberikan armada kapal selam bertenaga nuklir kepada Canberra.

Sebelumnya, berdasarkan catatan Bisnis, pasukan tersebut diumumkan oleh Menteri Pertahanan AS Llyod Austin pada Senin (18/12) dengan mengatakan eskalasi tersebut adalah tindakan sembrono dan tantangan internasional yang membutuhkan tindakan kolektif. 

“Meningkatnya serangan Houthi yang sembrono baru-baru ini yang berasal dari Yaman mengancam arus bebas perdagangan, membahayakan pelaut yang tidak bersalah dan melanggar hukum internasional,” ucap Lloyd dalam pernyataannya.

Laut Merah menangani sekitar 12% perdagangan dunia dan telah menjadi jalur utama barang dan energi. Serangan tersebut telah membuat perusahaan-perusahaan kargo mengalihkan rute untuk menghindari Terusan Suez.

Pengalihan pengiriman dapat mengakibatkan pengiriman membutuhkan waktu yang lebih banyak. Konsumen juga berpotensi menghadapi harga yang lebih tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper