Bisnis.com, JAKARTA - Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) mengajak 11 delegasi muda, yang terpilih dari negara Asean dan Timor Leste, untuk memperdalam hubungan antara Asean-China melalui program "Youth Voice for Asean-China Coorperation”.
Program tersebut yang melibatkan 11 profesional muda terbaik dari negara Asean dan Timor Leste. Setelah mengikuti serangkaian workshop secara daring, para delegasi muda akhirnya bertemu langsung di Jakarta dan Bandung pada 14-15 Desember 2023.
Dalam kegiatan kali ini, para delegasi muda juga sempat menjajal Kereta Cepat Whoosh untuk melihat langsung kolaborasi proyek antara pemerintah Indonesia dan China.
Dimulai dari stasiun KCIC Halim, 11 profesional muda dari Asean dan Timor Leste tersebut melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Bandung menggunakan kereta cepat Whoosh dan feeder yang memakan waktu hanya 1 jam saja.
Sesampainya di Stasiun Bandung, tim FPCI dan Misi China mengajak delegasi muda untuk berkunjung ke salah satu bangunan yang menjadi ikon kota Bandung, yaitu Gedung Sate. Mereka disambut oleh Pemprov Jawa Barat dan mendapat penjelasan tentang program unggulan di wilayah tersebut, khususnya Bandung.
Setelah itu, 11 delegasi muda diajak berkeliling ke lantai bawah Gedung Sate yang kini dipoles menjadi museum sejarah kontemporer Jawa Barat. Di sana, mereka melihat instalasi yang menggambarkan kejadian historis di Bandung, termasuk fakta-fakta sejarah tentang Gedung Sate.
Baca Juga
Para delegasi muda pun beranjak dari Gedung Sate menuju Jalan Asia-Afrika untuk melihat bangunan dan gedung yang menjadi saksi bisu sejarah peristiwa Konferensi Asia-Afrika yang terjadi pada 1955.
Seorang pemandu lokal menjelaskan tentang peristiwa Konferensi Asia-Afrika 1955 yang membuat Bandung dikenal oleh dunia internasional. Beranjak dari Asia-Afrika, 11 delegasi berjalan kaki menuju jantung kota Bandung, yaitu Jalan Braga. Mereka diajak untuk melihat langsung akulturasi antara sejarah dengan modernitas dan budaya kreatif anak muda Bandung.
Perjalanan singkat 11 delegasi muda di Bandung akhirnya ditutup dengan makan malam bersama di restoran Braga Permai. Para profesional muda pun kembali ke Jakarta dengan menggunakan Kereta Cepat Whoosh.
Youth Voice for Asean-China Cooperation
Irma Gusmayanti merupakan perwakilan Indonesia yang mengikuti program Youth Voice for Asean-China Cooperation 2023. Perempuan yang bekerja sebagai analis kebijakan di Kemenko Perekonomian tersebut mengungkapkan program ini sangat menarik karena dia bisa berkontribusi untuk meningkatkan kerja sama antara Asean-China.
“Saya juga dapat mengetahui program Asean-China, khususnya di bidang ekonomi, political security, social-culture. Kita sebagai pemuda juga di-challenge untuk memberikan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan kerja sama Asean-China,” ujarnya ketika ditemui di Bandung, Kamis (14/12/2023).
Perwakilan delegasi muda dari Singapura Sebastian Hoe Wee Kiat mengungkapkan sebagai kandidat Juris Doctor dari Singapore University of Social Sciences, dirinya tertarik untuk mengenal lebih dalam tentang hubungan internasional, khusunya terkait Asean-China.
"Progran ini memberi kesempatan bagi saya untuk berinteraksi dan terhubung dengan delegasi Asean-China yang memiliki pemikiran sejalan. Program ini benar-benar membuka pikiran saya untuk memahami perspektif masing-masing dan belajar satu sama lain," kata Sebastian.
Program Youth Voice for Asean-China Cooperation digagas oleh FPCI dan Misi China. Ini merupakan tahun kedua program Youth Voice for Asean-China Cooperation diadakan. Jika tahun lalu program digelar secara daring, pada tahun ini delegasi muda berkumpul secara langsung di Jakarta dan Bandung.
Ke-11 profesional muda ini berasal dari 10 negara Asean dan Timor Leste. Mereka dipilih berdasarkan hasil esai dan CV. Tahun ini, FPCI menerima 565 aplikasi. 11 delegasi tersebut berasal dari latar belakang profesi yang berbeda - peneliti, mahasiswa, wirausaha, pegawai negeri, dan lainnya.
Pada penutupan program, 11 delegasi telah mempresentasikan rekomendasi mereka mengenai kerja sama Asean-China kepada Sekretariat Asean. Rekomendasi dari profesional muda tersebut diterima oleh Direktur Urusan Kemasyarakatan, dan Deputi Sekretaris Jenderal Asean untuk Keamanan Politik Michael Tene.