Bisnis.com, JAKARTA -- Tim kampanye calon Presiden Prabowo Subianto menjabarkan program makan siang gratis yang ditawarkan dan menjadi unggulan jika memenangkan Pemilu mendatang.
Budisatrio Djiwandono, Keponakan Prabowo yang juga Ketua Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Prabowo Gibran memperkirakan program makan siang gratis pasangan nomor urut 2 itu akan diterima 82,9 juta orang pada 2029. Perhitungan ini dengan asumsi program langsung dimulai pada 2024 mendatang.
“Dalam hitungan kami, target 82,9 juta penerima manfaat program ini baru bisa tercapai pada 2029. Jadi kami punya waktu untuk menyiapkan anggarannya, baik dari efisiensi, peningkatan penerimaan anggaran, ataupun sumber lainnya,” kata Budisatrio, seperti dilansir Antara, Senin (4/12/2023).
Selanjutnya Budisatrio menjabarkan sumber anggaran kebutuhan program makan siang gratis Prabowo itu. Menurutnya akan ada pos anggaran baru yang dialokasikan untuk program makan siang gratis tersebut.
Dia menyebutkan, makan siang gratis berbeda dari program bansos yang sudah ada. Dengan pos anggaran baru ini maka tidak ada penghapusan program kesejahteraan yang sudah berjalan untuk program makan siang gratis.
“Jika Pak Prabowo terpilih pada 2024, tidak serta merta akan ada penganggaran yang besar pada tahun 2025. Semua akan dilakukan secara bertahap. Ada skala prioritas,” kata dia.
Baca Juga
Budisatrio melanjutkan semua kebijakan pemerintahan sebelumnya yang bermanfaat bagi masyarakat kembali dilanjutkan oleh pasangan Prabowo-Gibran.
“Komitmen Prabowo-Gibran sebagai satu-satunya paslon yang mengusung keberlanjutan pembangunan sangat jelas. Semua kebijakan pemerintah yang sudah ada dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat; seperti KIP, KIS, Bansos, PKH, akan kita lanjutkan. Bahkan kedepannya ditambah lagi dengan Program Makan Siang Gratis,” ujar Budisatrio.
Di samping itu, Budisatrio menilai, program ini memiliki efek domino positif dalam sisi ekonomi karena pasokan untuk program ini berasal dari UMKM-UMKM setempat.
“Sementara gizi untuk ibu hamil dan anak berumur dibawah 1.000 hari akan meringankan beban dan kekhawatiran para Ibu terhadap kecukupan gizi anak yang mereka cintai. Ini baru manfaat langsung, sementara manfaat jangka panjangnya akan lebih banyak lagi,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira melihat implikasi dari terganggunya anggaran prioritas hingga infrastruktur, malah akan berujung pada tambahan penerbitan utang dari program makan siang gratis ini.
“Khawatir dari ongkos makan siang gratis akan beralih kepada pembiayaan utang, dan penerbitan utang, bisa mengakibatkan tekanan pada APBN dan naiknya pajak masyarakat, dan juga mengganggu pertumbuhan ekonomi, padahal target kan tinggi,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (3/12/2023).