Bisnis.com, JAKARTA - Raja Charles dari Inggris memulai kunjungan ke Uni Emirat Arab (UEA) pada Kamis (30/11/2023), dia akan mengadvokasi tindakan global yang lebih besar dan akuntabilitas terhadap perubahan iklim pada KTT COP28.
Raja, yang tiba di negara Teluk tersebut semalam, dijadwalkan memberikan pidato pada hari Jumat (1/12/2023) di perundingan iklim PBB yang dijadwalkan berlangsung di Dubai hingga 12 Desember.
Ini akan menjadi pidato besar pertamanya mengenai perubahan iklim sejak ia menjadi raja pada September 2022.
Para pemimpin dunia lainnya termasuk Perdana Menteri India Narendra Modi dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak juga diperkirakan akan menghadiri pembicaraan tersebut. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping tidak.
Setelah satu tahun mengalami rekor suhu tertinggi, KTT tahun ini mendapat tekanan untuk mempercepat tindakan membatasi perubahan iklim. Namun, banyak negara yang berbeda pendapat mengenai masa depan bahan bakar fosil – yang pembakarannya merupakan penyebab utama perubahan iklim.
Negara tuan rumah, Uni Emirat Arab, adalah produsen minyak utama dan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan berupaya untuk memasukkan industri bahan bakar fosil dalam perdebatan iklim.
Baca Juga
Raja Charles bertemu dengan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan di lokasi COP28 di Dubai pada Kamis (30/11/2023) malam. Dia juga sempat disambut oleh Perdana Menteri UEA dan penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al Nahyan.
Dalam pidatonya pada resepsi di lokasi COP28, yang dihadiri oleh Raja Charles, Ketua Iklim PBB Simon Stiell mengatakan dunia tidak bergerak cukup cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan mendesak mereka yang berkumpul di Dubai untuk mencapai konsensus.
"Dunia sedang berada di persimpangan jalan. Rekor suhu panas semakin menurun di seluruh dunia. Tingkat keparahan dampak iklim semakin buruk dan menimbulkan kerugian besar bagi kehidupan dan penghidupan manusia," katanya.
Sebelumnya, Raja Charles mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Nigeria Bola Tinubu dan Presiden Guyana Irfaan Ali di hotel di Dubai. Dia juga bertemu dengan para pemimpin masyarakat adat First Nations dan mengunjungi kampus lokal Universitas Skotlandia di Dubai, Heriot-Watt.
Raja Inggris, 75 tahun, telah berkampanye mengenai isu-isu lingkungan selama lebih dari 50 tahun, dan menghadiri pertemuan puncak tersebut atas nama pemerintah Inggris menyusul undangan dari UEA.