Bisnis.com, JAKARTA - Pemilihan umum di Indonesia memunculkan sejumlah tokoh politik yang berpengaruh, salah satunya adalah Abdul Muhaimin Iskandar, atau yang lebih akrab disapa Cak Imin. Ia resmi menjadi calon wakil presiden (Cawapres) dalam Pilpres 2024 mendampingi Anies Baswedan.
Profil Muhaimin Iskandar atau Cak Imin
Dr. (HC) Drs. H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si., lahir pada 24 September 1966 di Jombang, Jawa Timur, dia merupakan tokoh yang memiliki perjalanan karir politik yang panjang dan kaya akan pengalaman.
Muhaimin Iskandar memulai pendidikan awalnya di Pondok Pesantren Manbaul Ma'arif, Jombang, yang dipimpin oleh orang tuanya. Selanjutnya, ia menyelesaikan pendidikan di Yogyakarta di Mandrasah Aliyah Negeri 1 dan lulus pada 1985. Gelar sarjana diraihnya dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Gadjah Mada pada tahun 1991. Selama berkuliah, ia aktif dalam gerakan mahasiswa dan menjadi bagian dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), memperjuangkan prinsip demokrasi serta menentang otoritarianisme.
Kariernya dalam dunia politik dimulai ketika dia turut mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat PKB dari tahun 1992 hingga 2002. Berlanjut dengan terpilih sebagai anggota DPR RI dari PKB, di mana pada periode 1999-2004, ia menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI, mencatatkan dirinya sebagai salah satu pimpinan termuda di DPR pada usia 33 tahun.
Perjalanan Karier dan Prestasi Muhaimin Iskandar (Cak Imin)
Perjalanan politik Abdul Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin merupakan cerita menarik yang dipenuhi dengan kisah sukses dan dedikasi tinggi dalam membangun politik Indonesia. Dari awal keterlibatannya dalam pergerakan mahasiswa hingga posisinya yang konsisten di panggung politik nasional, Cak Imin telah menorehkan beberapa prestasi yang patut diperhatikan.
Baca Juga
1. Aktivis PMII hingga Pendiri PKB
Sejak dini, Cak Imin sudah menunjukkan kepemimpinan melalui Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Yogyakarta, di mana ia menjabat sebagai Ketua dari tahun 1990 hingga 1997. Langkah ini membawanya masuk ke panggung politik nasional dengan cepat.
Setelah aktif di PMII, bersama tokoh-tokoh senior NU, seperti Gus Dur, Cak Imin turut mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Tepat setelah pendiriannya pada tahun 1998, Cak Imin dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal partai tersebut.
2. Awal Perjalanan di DPR RI
Perjalanan politiknya semakin mengukuhkan diri saat terpilih sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 1999 mewakili PKB. Keberhasilannya menjadi Wakil Ketua DPR RI pada periode 1999-2004 menjadi sorotan, mengingat usianya yang masih muda saat itu.
3. Kiprah sebagai Menteri di Era SBY
Pada Pemilu 2004, Muhaimin kembali terpilih sebagai anggota DPR RI dan memegang jabatan Wakil Ketua DPR RI periode 2004-2009. Kepemimpinannya di PKB terus terjaga, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberinya kepercayaan sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada periode 2009-2014.
4. Bakat dalam Dunia Penulisan
Tidak hanya berkiprah dalam politik, Cak Imin juga menunjukkan bakatnya sebagai penulis melalui sejumlah buku yang telah ia tulis. Buku-buku tersebut mengangkat tema-tema penting seputar demokrasi, pemikiran Gus Dur, multikulturalisme, dan visi untuk Indonesia yang lebih baik, di antara judulnya sebagai berikut:
- "Melampaui Demokrasi; Merawat Bangsa dengan Visi Ulama" (Klik.R, Yogyakarta, 2006)
- "Momentum Untuk Bangkit, Percikan Pemikiran Ekonomi, Politik dan Kebangsaan" (LKiS, 2009)
- "Melanjutkan Pemikiran dan Perjuangan Gus Dur" (LKiS, 2010)
- "Intoleransi, Diskriminasi dan Politik Multikulturalisme" (LKiS Yogyakarta)
- "Visioning Indonesia" (LP3ES, 2022), dan beberapa buku lainnya.