Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Indonesia yang didampingi oleh 11 negara anggota Panel Eksternal Auditor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemui Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guteres di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat.
Ketua BPK Indonesia Isma Yatun yang menjabat Ketua Panel Eksternal Auditor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan pesannya kepada Guteres mengenai pentingnya pengelolaan risiko yang efektif karena situasi konflik, pascapandemi Covid-19 dan tekanan inflasi dan mata rantai global.
Adapun, 11 negara anggota panel yang mendampingi Indonesia adalah Kanada, Chili, Cina, Perancis, Jerman, India, Italia, Filipina, Russia, Swiss, dan Inggris.
“Panel mengharapkan adanya strategi pendanaan yang terstruktur dengan baik. Panel juga membahas pengelolaan pendanaan perubahan iklim dan transformasi digital di PBB,” ujar Isma dalam siaran persnya, Selasa (21/11/2023).
Menanggapi pesan tersebut Guteres menjelaskan bahwa permasalahan pendanaan dan likuiditasnya adalah masalah yang penting dan kompleks.
Menurutnya, PBB akan selalu berupaya memperbaiki kinerja dengan terus mengembangkan berbagai skenario untuk memastikan keberlanjutan pendanaan ke depannya.
Baca Juga
Adapun, BPK RI menjadi anggota Panel Eksternal Auditor PBB sejak tahun 2016. BPK menjadi Wakil Ketua UN Panel pada tahun 2022, dan menjadi Ketua UN Panel pada tahun 2023.
Sebagai informasi, Panel Eksternal Auditor PBB adalah forum untuk pertukaran informasi dan metodologi untuk mengembangkan dan meningkatkan nilai dan kualitas proses jaminan pemeriksaan eksternal pada organisasi-ogranisasi PBB.
Panel beranggotakan Pimpinan dari 12 Supreme Audit Institutions (SAIs) yang ditunjuk maupun dipilih untuk melaksanakan audit eksternal pada PBB, Badan Khusus PBB, dan Badan Atom Dunia (IAEA) UN Secretariat, Funds and Programmes and Specialized Agencies, dan International Atomic Energy Agency.