Bisnis.com, JAKARTA – Tiga bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menjadi peserta Pilpres 2024.
Mereka yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Beberapa lembaga survei telah merekam elektabilitas atau tingkat keterpilihan tiga pasangan itu. Dari survei terbaru tiga lembaga yang sudah cukup dikenal, ternyata ada beberapa perbedaan hasil, berikut datanya.
Poltracking Indonesia
Poltracking melakukan survei nasional terbaru pada 28 Oktober hingga 3 November 2023. Dalam survei ini, responden ditanya siapa pasangan capres-cawapres yang akan dipilih jika pilpres dilakukan sekarang.
Hasilnya, Prabowo-Gibran mendapatkan 40,2% suara. Ganjar-Mahfud menyusul dengan 30,1% suara. Kemudian Anies-Imin menerima 24,4% suara. Sementara itu, 5,3% responden masih tidak tahu atau tidak menjawab.
Baca Juga
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR menjelaskan, elektabilitas Prabowo-Gibran semakin meninggal dua rivalnya yaitu Ganjar-Mahfud dan Anies-Imin. Elektabilitas Prabowo-Gibran lebih tinggi 10,1% dari Ganjar-Mahfud dan 15,8% dari Anies-Imin.
"Margin antara pasangan Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud agak merenggang, menjauh sedikit. Di saat yang sama, Ganjar Pranowo - Mahfud MD dan Anies - Muhaimin itu mendekat jaraknya," ungkap Hanta ketika memaparkan hasil survei secara daring, seperti siaran kanal YouTube Poltracking TV, Jumat (10/11/2023).
Charta Politika
Charta melalukan survei nasional pada 26-31 Oktober 2023. Charta menanyakan kepada responden siapa pasangan yang akan dipilih apabila pilpres diadakan sekarang.
Hasilnya, dalam simulasi tiga pasangan, Ganjar-Mahfud (36,8%) menjadi pilihan utama. Prabowo-Gibran (34,7%) mengikuti diperingkat kedua, lalu Anies (24,%) diperingkat ketiga.Sementara ada 4,3% responden yang belum memilih.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menjelaskan, dalam simulasi tiga nama terlihat hasil yang tidak jauh berbeda dari survei sebelumnya.
“Tidak terlalu jauh berbeda,” ujar Yunarto saat memaparkan hasil survei secara daring, Senin (6/11/2023).
Menurut Yunarto, hasil lebih menarik dilihat dalam simulasi dua pasangan. Pertama, Ganjar-Mahfud (45,5%) akan unggul apabila melawan Anies-Imin (34,4%). Kedua, Prabowo-Gibran (50,3%) akan cukup telak apabila melawan Anies-Imin (29%). Ketiga, Prabowo-Gibran (43,5%) unggul tipis apabila melawan Ganjar-Mahfud (40,6%).
“Artinya, terkonfirmasi ada pola yang sama bahwa ada kecenderungan di tiga nama tidak banyak berubah, tapi penurunan cukup tajam terhadap Pak Prabowo itu terjadi ketika simulasi dua nama,” jelas Yunarto ketika memaparkan hasil survei secara daring, Senin (6/11/2023).
Dia menyimpulkan, Prabowo cenderung punya pendukung sendiri yang tidak terlalu terganggu ketika simulasi tiga pasangan. Meski demikian, dalam simulasi dua pasangan atau potensi putaran kedua pilpres, pemilih Anies (jika tidak lolos ke putaran kedua seperti simulasi ketiga) mulai ragu memilih Prabowo.
“Pemilih Mas Anies yang tadinya mayoritas ini memilih Pak Prabowo mulai ragu. Sebagian ke Mas Ganjar tidak banyak, tetapi lebih banyak lagi ke undecided voters [pemilih yang belum menentukan pilihan],” kata Yunarto.
Lembaga Survei Indonesia (LSI)
LSI melakukan survei nasional terbaru pada 16-18 November 2023. Dalam survei ini, dilakukan simulasi tiga pasangan capres-cawapres.
Hasilnya, pasangan Prabowo-Gibran berada di peringkat pertama dengan 35,9 persen suara. Pasangan Ganjar-Mahfud mengikuti dengan 26,1 persen.
Meskipun ada indikasi lebih banyak responden tidak setuju terkait pencawapresan Gibran, faktanya elektabilitas Prabowo tetap mengungguli paslon lainnya.
"Sikap warga terbelah, yang kurang setuju 41.8%, sementara yang setuju 38.5% dengan pendapat bahwa Gibran Rakabuming saat ini adalah kader PDIP, sehingga menjadi tidak etis jika ia maju sebagai cawapres Prabowo Subianto karena PDIP mencalonkan capres sendiri, Ganjar Pranowo," tulis LSI dalam rilisnya.
Adapun, pasangan Anies-Imin memperoleh 19,6 persen suara, sedangkan 18,3 persen responden yang belum menentukan pilihan.