Lior Akerman, peneliti senior di Institut Kebijakan dan Strategi di Universitas Reichman Israel dan mantan pejabat senior Shin Bet, mengatakan pemboman udara yang ganas bertujuan untuk melumpuhkan sebanyak mungkin infrastruktur militer Hamas sebelum pasukan beralih ke pertempuran bawah tanah di Israel.
Sumber keamanan mengatakan pasukan di lapangan juga berusaha mengumpulkan lebih banyak intelijen di jaringan terowongan tanpa harus memasukinya.
Robot dan anjing pelacak dikerahkan untuk menemukan pintu masuk terowongan dan juga menyelidiki area di dalamnya sebelum kemungkinan tindakan dilakukan oleh pasukan darat khusus yang mencakup komando dari unit elite insinyur tempur Yahalom. Tentara pun menggunakan buldoser untuk menghancurkan bagian pintu masuk terowongan.
Shalom Ben Hanan, mantan pejabat tinggi lainnya di dinas keamanan Shin Bet, mengatakan operasi di jaringan terowongan perlu dilakukan lebih lambat karena diyakini ada sandera Israel yang ditahan di sana.
Sumber keamanan mengatakan beberapa informasi intelijen dikumpulkan dari warga Gaza yang melarikan diri ke selatan mengenai konsentrasi terowongan.
Israel selama berminggu-minggu memusatkan perhatian pada rumah sakit al-Shifa, dan menuduh Hamas menggunakannya sebagai tameng bagi pusat operasional bawah tanah.
Ben Hanan mengatakan serangan di sekitar rumah sakit menimbulkan risiko yang signifikan bagi pasukan Israel mengingat mereka mungkin perlu mengevakuasi warga sipil yang masih berada di dalam kompleks, bahkan setelah mereka diberi peringatan untuk keluar.
“Mereka (Hamas) akan menembak kami dan akan melawan kami dari rumah sakit,” katanya.
Kami akan membayar mahal untuk itu, tambahnya.