Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahrain Tarik Dubesnya dari Israel Imbas Ekskalasi Perang di Gaza Palestina

Bahrain telah mengonfirmasi menarik duta besarnya dari Israel, usai perang yang terus bereskalasi di Gaza Palestina
Bahrain Tarik Dubesnya dari Israel Imbas Ekskalasi Perang di Gaza Palestina. Gambar satelit menunjukkan perbatasan Barat Laut antara Israel dan Jalur Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, 28 Oktober 2023. Planet Labs Pbc/Handout via REUTERS
Bahrain Tarik Dubesnya dari Israel Imbas Ekskalasi Perang di Gaza Palestina. Gambar satelit menunjukkan perbatasan Barat Laut antara Israel dan Jalur Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, 28 Oktober 2023. Planet Labs Pbc/Handout via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Bahrain telah mengonfirmasi menarik duta besarnya dari Israel, usai eskalasi perang di Gaza telah menimbulkan tantangan bagi pemerintah regional yang berupaya menjalin hubungan lebih dekat dengan Israel.

Menyusul pernyataan sebelumnya dari majelis rendah parlemen Bahrain, pemerintah mengonfirmasi pada Kamis (2/11/2023) bahwa duta besarnya akan kembali dan duta besar Israel di Manama telah pergi beberapa waktu yang lalu.

Dilansir dari Al-Jazeera, Kamis (2/11/2023), badan konsultatif parlemen, yang tidak memiliki kekuasaan di bidang kebijakan luar negeri, mengatakan pada hari sebelumnya bahwa hubungan ekonomi dengan Israel juga telah terputus. Namun, Israel mengatakan bahwa hubungan dengan Bahrain stabil.

Pernyataan pemerintah di Manama tidak menyebutkan pemutusan hubungan ekonomi, meski disebutkan bahwa penerbangan antara kedua negara dihentikan sementara.

Keputusan tersebut menyusul aksi protes selama berminggu-minggu di Timur Tengah, di mana pemboman Israel terhadap Jalur Gaza membuat hubungan yang memanas dengan negara-negara seperti Bahrain. Yordania juga dikabarkan menarik duta besarnya untuk Israel awal pekan ini.

Selama beberapa tahun terakhir, negara-negara seperti Bahrain, Sudan, Maroko, dan Uni Emirat Arab telah berupaya menormalisasi hubungan dan meningkatkan kerja sama ekonomi dan militer dengan Israel.

Perjanjian-perjanjian tersebut, yang dikenal sebagai Perjanjian Abraham, sangat didukung oleh Amerika Serikat, yang telah membingkai perjanjian-perjanjian tersebut sebagai langkah-langkah menuju Timur Tengah yang lebih damai.

Kritikus mengatakan bahwa tindakan tersebut membiarkan Israel mengambil manfaat dari kerja sama yang lebih besar tanpa mengatasi pendudukan wilayah Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun dan mengabaikan opini publik dengan membuat perjanjian dengan pemerintah otokratis.

Menyusul perjanjian Maroko dengan Israel, AS mengakui otonominya atas wilayah yang telah lama disengketakan di Sahara Barat .

Washington juga menghapus Sudan dari daftar negara yang mensponsori terorisme setelah normalisasi hubungan, sehingga menawarkan bantuan kepada pemerintah militer negara tersebut pada saat mereka menindak demonstrasi pro-demokrasi dan memerangi inflasi yang tidak terkendali.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper