Bisnis.com, JAKARTA -- Inggris menekankan posisinya sangat jelas dalam perang yang terjadi di wilayah Gaza antara Israel dan Palestina. Negara yang dijuluki The Three Lions itu menyatakan perang harus segera dihentikan.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey CVO OBE menuturkan bahwa posisi Inggris terhadap konflik yang terjadi di Gaza dan Israel sangatlah jelas. Dia meminta peperangan segera dihentikan.
“Kami menyerukan semua pihak yang terlibat dalam konflik ini, untuk mematuhi hukum humaniter internasional yang sangat penting,” jelasnya ketika ditemui dalam acara Media Gathering di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Dia juga meminta dalam konflik bersenjata berat itu, semua pihak memastikan bahwa kehidupan warga sipil dilindungi. Dia menyebutkan, Inggris bekerjasama dengan semua pihak untuk meredakan dan menghindari kekerasan yang terus meningkat.
Secara paralel, Inggris berupaya meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza dan sekitarnya. Bahkan baru-baru ini pihak Inggris memberikan bantuan sebesar 20 juta pound, atau sekitar Rp385 miliar.
Inggris juga sedang berupaya dengan teman dan mitranya yakni Israel, Arab, dan mitra-mitra internasionalnya untuk memastikan bahwa mereka bekerja sama untuk mengurangi eskalasi kekerasan, melindungi warga sipil, menjamin keamanan Israel dan mencegah konflik dapat meluas ke wilayah lain.
Baca Juga
Senada dengan Menteri Luar Negeri Inggris yakni James Cleverly, secara pribadi, Dominic percaya bahwa diplomasi merupakan jalan keluar dari situasi saat ini yang menantang.
“Hal itu (diplomasi) dapat menjadi masa depan bagi bangsa Palestina dan Israel, yang memungkinkan Israel dan Palestina untuk hidup bersama dalam damai,” terangnya.
Sementara itu, di Dewan Keamanan Perserikatann Bangsa Bangsa (DK PBB), Inggris bersikap abstain atas resolusi yang mengutuk perang Israel-Palestina. Negara ini abstain bersama Rusia. Selanjutnya 12 negara anggota dewan keamanan yakni Brasil sebagai pengusul, didukung oleh China, Prancis, Albania, Ekuador, Gabon, Ghana, Jepang, Malta, Mozambik, Swiss, dan Uni Emirat Arab.
Meski demikian, resolusi ini gagal terwujud karena Amerika yang juga sekutu Israel bersama Inggris menggunakan hak Veto membatalkan resolusi.
Berdasarkan catatan Bisnis, menyambung konflik tersebut, Presiden Bank Dunia (World Bank) Ajay Banga dalam acara di Future Investment Initiative (FII) tahunan di Riyadh pada Selasa (24/10/23) menuturkan bahwa ketegangan geopolitik semakin meningkat akibat adanya konflik di Timur Tengah.
Adapun menurutnya ketegangan geopolitik dapat menjadi ancaman terbesar bagi perekonomian dunia. Risiko juga cenderung berpindah-pindah sehingga Banga akan sangat berhati-hati terpaku pada satu hal dan mengabaikan hal yang lain.
"Ada begitu banyak hal yang terjadi di dunia dan geopolitik dalam peperangan yang Anda lihat, dan apa yang baru saja terjadi di Israel dan Gaza. Pada akhirnya, ketika Anda menggabungkan semua ini, saya pikir dampaknya terhadap pembangunan ekonomi bahkan lebih serius," jelas Banga.